ASWAJADEWATA.COM | BULELENG
Kader GP Ansor di seluruh penjuru nusantara merayakan Harlah organisasi sayap NU ini yang ke 87. Berbagai bentuk kegiatan dilasanakan sebagai rasa syukur perjalanan organisasi yang sudah begitu panjang. Salah satunya PC GP Ansor Kabupaten Buleleng, yang mengadakan Tasyakuran dan Dialog Lintas Generasi pada Sabtu (24/4).
Kegiatan yang dilaksanakan di Kedai Classic Coffee ini menghadirkan empat mantan ketua PC GP Ansor Buleleng, yakni H. Rahmad Al Baehaqy (Ketua Periode 1980-1985), Khanifan (Ketua Periode 2005-2010) Amir Hamzah (Ketua Periode 2010-2015) Hidayat Almansouri (Ketua Periode 2015-2019).
Menurut Ketua PC GP Ansor Buleleng Periode 2019-2023 Abdul Karim Abraham mengatakan, bahwa cerita dan pengalaman para ketua sebelumnya merupakan hal yang penting untuk diketahui generasi hari ini.
“Pengalaman terdahulu, terkait dinamika dan tantangan serta berbagai program yang dijalankan merupakan pijakan kita hari ini, meski harus diakui setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda, tapi ada kesamaan spirit yakni daya juang yang tinggi untuk merespon tantangan pada masanya,” ungkapnya
Banyak pengalaman masa lalu yang diceritakan para mantan ketua dalam dialog ini. Seperti cerita H. Rahmad saat menjabat ditahun 1980an. Ditahun tahun itu, orde baru masih sangat kuat. NU dalam berbagai tekanan penguasa, sehingga warga NU tidak berani memasang plang NU, bahkan mengakui bahwa dirinya adalah NU saja masih takut.
Ia pun sebagai ketua Ansor kerap mengalami ancaman dan kekerasan. “Ya, itu resiko pada saat itu, zamannya begitu, nggak sebebas sekarang, sehingga dulu yang mau jadi pengurus sangat sulit, karena ada resikonya” cerita H Rahmad yang hari ini masih mejabat Ketua PCNU Buleleng.
Kegiatan yang dihadiri delegasi masing masing PAC ini ditutup dengan Doa dan pemotongan tumpeng sebagai simbol perayaan Harlah yang ke 87, serta dilanjutkan dengan buka puasa bersama.(*)
Editor: Dadie W. Prasetyoadi