ASWAJADEWATA.COM| DENPASAR
Seminar Nasional Ekonomi Syariah dan Studium Generale STAI Denpasar Bali
Peranan penting STAI Denpasar Bali sebagai PTKIS stakeholder dalam penguatan ekonomi syariah dan pembangunan infrastruktur berbasis SDGs. Termasuk diantaranya adalah dengan melakukan pengkajian dan pengembangan melalui riset dan pengabdian masyarakat.
Selain itu juga, sebagai penyelenggara program pendidikan dan sosialiasi, misalnya melalui implementasi kurikulum SDGs dan seminar ekonomi syariah. Terutama untuk mendukung penguatan kawasan industri dan pariwisata di daerah (Bali).
Demikian disampaikan Ketua STAI Denpasar Bali Jumari, SP, MPd. pada Seminar Nasional Ekonomi Syariah dan Studium Generale STAI Denpasar Bali dengan tema “Peran Ekonomi Syariah dalam Pembangunan Infrastruktur dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang Berkelanjutan”. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Neo Denpasar, Rabu (16/02).
Seminar Nasional ini terselenggara atas kerjasama antara DPP IAEI, DPW IAEI Bali, PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali, Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, serta STAI Denpasar Bali.
Sebagai Keynote Speaker dalam Seminar tersebut adalah Prof. Dian Masyita, S.E., M.T., Ph.D. Ketua Bidang Pengembangan Zakat dan Wakaf DPP IAEI.
Selain Prof. Dian, narasumber lain yang hadir dalam seminar itu adalah; Trisno Nugroho selaku Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Muhammad Wahid Sutopo sebagai Direktur Utama PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), dan Giri Tribroto, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara.
Kegiatan ini dilaksanakan secara luring dan daring. Peserta luring dibatasi sebanyak 50 orang, sementara peserta daring dari data panitia diketahui berjumlah 276 orang.
Trisno Nugroho Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali mengatakan dalam sambutannya bahwa STAI Denpasar Bali termasuk yang cukup agresif dalam mengedukasi Umat Islam di Bali tentang ekonomi syariah.
Trisno juga meminta agar STAI Denpasar Bali dapat fokus kepada masyarakat Islam di Bali yang belum banyak untuk memberi informasi ekonomi syariah, apa kemanfaatannya, apa ilmu-ilmunya.
“Lakukan kepada mahasiswa dan umat Islam di Bali. Dan kalau mereka paham dan melaksanakan, lalu memberikan bukti bahwa Islam itu rahmatan lil’alamin. Nanti dengan sendirinya akan dimanfaatkan oleh siapapun yang ada di Bali ini,” jelasnya lebih lanjut.
“Kita buktikan bahwa ekonomi syariah ini ilmu yang bermanfaat buat siapa saja, dan tidak ada kaitannya dengan agama. Tidak bermaksud juga mengislamkan umat agama lain. Ini semacam ilmu ekonomi yang berbagi hasil. Sama-sama berkembang dengan baik. Buktikan itu bahwa bisa sama-sama sukses,” tambah Trisno.
Kemudian Prof. Dian Masyita, S.E., M.T., Ph.D. Ketua Bidang Pengembangan Zakat dan Wakaf DPP IAEI sebagai keynote speaker menyampaikan bahwa STAI Denpasar dari bidang ilmunya dilihat yang paling reasonable.
“Pertama, yang kuliah di sini muslim, kemudian mereka punya basic dakwah. Tepat sekali kalau kerjasama sosialisasi ini dengan STAI yang memiliki mahasiswa ekonomoni syariah,” terang Prof. Dian yang juga adalah Dekan FEB Universitas Islam Internasional Indonesia itu.
Selanjutnya Prof. Dian Masyita juga berharap STAI Denpasar Bali mampu mensosialisasikan ekonomi syariah secara bertahap. Diawali memahami konsep ekonomi syariah,
Menurutnya, bisa dimulai dengan mempelajari kelebihan dan kekurangannya. Semisal konsep barokah yang tidak hanya melihat untung dan rugi. Setelah menguasai, kemudian melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
“Ekonomi syariah itu tidak ekslusif. Tentu perbankan syariahnya yang spesial. Tetapi di luar negeri seperti Malasyia, Bank Syariah itu banyak nasabahnya yang non muslim. Karena mereka melihatnya aman saja,” pungkas Prof. Dian.
Penulis: M. Taufiq Maulana