ASWAJADEWATA.COM |
Program acara “Bincang Generasi NU Bali” yang ditayangkan secara Live Streaming channel YouTube Aswaja Dewata Rabu malam (5/7) menampilkan dua aktivis muda NU Bali Khalilur Rahman dan Khazin Maleo.
Acara baru dari channel YouTube Aswaja Dewata tersebut kali ini dimoderatori oleh Saidah Husnia yang juga adalah Ketua PW Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Bali dengan tema; Literasi dan Kreatifitas Harga Mati Bagi Generasi.
Perbincangan menarik antara Saidah Husnia atau biasa disapa Nia bersama kedua tamu yang juga sesama rekannya dalam organisasi pelajar dibawah bendera NU Bali ini terkait peran generasi muda NU saat ini dan di masa mendatang.
Literasi dan Kreatifitas, kata kunci yang menjadi pokok bahasan malam itu menjadi topik diskusi mereka bertiga, karena saat ini dua hal tersebut adalah hal penting dalam menentukan jalannya roda organisasi NU di masa depan, di Indonesia dan Bali khususnya.
“Pengetahuan literasi sangat diperlukan sebagai bekal kita berdakwah di masyarakat, dan itu tidak terbatas usia. Semua kalangan perlu memperkayanya agar dapat menciptakan hal yang baru dalam cara penyampaiannya, apalagi di era teknologi digital saat ini, ujar Khazin ketika ditanya pendapatnya tentang literasi.
Khazin yang juga Ketua PC IPNU Kota Denpasar ini juga mengatakan bahwa literasi sekarang tidak hanya terbatas teks atau bacaan, melainkan juga meluas ke bentuk literasi visual. “Semua itu perlu adanya usaha aktif dari generasi muda NU untuk meningkatkan kemampuan diri terhadap perkembangan ini,” jelasnya.
Sebelumnya Khalilur Rahman juga menyampaikan bahwa kemampuan literasi diperlukan untuk mendorong daya kreatifitas dalam berkegiatan, sehingga bermanfaat bagi pengembangan diri masing-masing dan organisasi NU dalam hal ini.
“Proses pengayaan literasi bisa didapat dengan memperbanyak bacaan, atau diskusi-diskusi. hal terpenting yang perlu ditingkatkan adalah bagaimana meningkatkan minat di kalangan generasi muda NU agar termotivasi untuk terus belajar,” tambah Khalil, Alumni STAI Denpasar yang sehari-hari tergabung dalam PW NU Care-Lazisnu Bali ini.
Ketika ditanya pendapat tentang cara meningkatkan kemampuan literasi serta kreatifitas itu sendiri, Khazin mengatakan perlu adanya mitra dengan pihak luar (organisasi/komunitas) untuk dapat saling belajar.
“Sehingga wawasan kita menjadi lebih luas, tidak sebatas lingkungan internal NU saja,” tegasnya.
Sedangkan Khalil menekankan perlunya membentuk wadah, sehingga minat dan bakat setiap individu dapat mudah tersalurkan.
“Ketika seseorang tertarik akan suatu hal, otomatis dia akan mencari wadah untuk bisa lebih mendalaminya. Disitu dia akan bertemu dengan orang yang memiliki minat yang sama dan terjadilah interaksi. Khazanah literasi mereka akan serta merta meningkat sekaligus bakatnya tersalurkan,” jelasnya.
Dalam diskusi tersebut Khalil dan Khazin menyampaikan pula harapan agar PWNU Bali ke depan dapat lebih memperhatikan kebutuhan ini, dengan memfasilitasi setiap minat dan bakat generasi mudanya agar lebih terpacu dalam berkarya dan menempa kemampuan diri. Sehingga siap bersaing serta mampu meneruskan tongkat estafet organisasi nanti pada masanya.
Sumber: YouTube @Aswaja Dewata
Penulis: Dadie W. Prasetyoadi