ASWAJADEWATA.COM – Dalam acara Dzikir Akbar majelis Dzikrul Ghafilin Wilayah Bali di masjid Ibnu Batutah Nusa Dua, Bali, KH. Agus Sabuth Panoto Projo (Gus Sabuth) selaku pengasuh menyampaikan bahwa ayahnya, Gus Miek yang juga pendiri Majelis Sema’an & Dzikrul Ghafilin pernah ditanya oleh Gus Dur tentang tujuannya didirikannya majelis ini, dan pada saat itu jawaban Gus Miek adalah bahwa pada zaman nanti manusia itu banyak yang bohong dan sedih dengan kebimbangan, dan dzikrul ghafilin ini dapat menjadi obat hati.
Harapannya adalah dapat menjadi penyejuk hati, penentram hati dan dapat membawa keberkahan bagi keluarga. Gus Miek kemudian melanjutkan, “Njenengan nanti Gus tahun 2000, saya wafat sebelumnya dan jenengan masih hidup, bahwa Allah akan menunjukkan di atas bumi ini menurunkan bencana-bencana di Indonesia, dan saya berharap dzikir ini dapat menjadi peredam kemarahan gusti Allah”.
Kemudian alasan beliau berikutnya, bahwa kita harus mempersiapkan bekal, dzikir yang didalamnya ada bacaan asmaul husna yaitu mengagungkan nama Allah, menurut riwayat bahwa Imam Al Ghazali setiap malamnya membaca asmaul husna 100 x, surat Al Fatihah bahwa setiap muslim pasti membacanya, beliau orang yang dapat dipercaya.
Wali-wali pada zamannya seperti Mbah Hamid Pasuruan, Mbah Dalhar, Mbah Mubasyir Mundzir, Mbah Achmad Shiddiq Rais ‘Aam PBNU mengatakan bahwa beliau Gus Miek adalah auliya min auliya illah.
Selain itu Gus Sabuth juga menyampaikan, “Beraktifitas apa sajalah selama didunia ini, tapi ingat bahwa kematian pasti akan datang”.
”Imam Al Ghazali dawuh hiduplah sebagaimana maumu, namun ingat! bahwasanya engkau akan mati. Dan cintailah siapa yang engkau sukai, namun ingat! engkau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah seperti yang engkau kehendaki, namun ingat! engkau pasti akan menerima balasannya nanti”, lanjut beliau.
Acara yang dipadati jamaah ini turut pula dihadiri segenap jajaran PWNU Bali dari Ketua Tanfidhiyyah H. Abdul Azis hingga pengurus lembaga dan banomnya.
(Syah)