ASWAJADEWATA.COM |
Berita wafatnya pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pimpinan Umum Harian Kompas Jakob Oetama, dikonfirmasi oleh Direktur Komunikasi Kompas Gramedia, Rusdi Amral.
Peraih penghargaan Bintang Mahaputra pada tahun 1973 itu meninggal dunia hari Rabu (9/9/2020) siang pukul 13.05 WIB di RS. Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta.
Siapapun pasti sudah tak asing dengan nama Jakob Oetama. Tokoh kelahiran Desa Jowaban, Magelang 27 Seotember 1931 ini mengawali kariernya sebagai wartawan sejak usia muda, yaitu saat berumur 24 tahun. Bahkan sejak tahun 1956 Jakob muda telah dipercaya sebagai Sekretaris Redaksi majalah Penabur, kemudian berlanjut beberapa tahun kemudian bersama kawannya Petrus Kanisius Ojong (PK Ojong) mendirikan majalah Intisari yang terinspirasi dari majalah Reader’s Digest asal Amerika. Tak berhenti disitu, pada tahun 1965 mereka berdua lalu mendirikan Harian Kompas, hingga menjadi kerajaan media Indonesia saat ini.
Peraih gelar Doktor Honoris Causa ke-18 dari Universitas Gajah Mada ini terakhir menjabat sebagai Pemimpin Umum Kompas Gramedia dan Presiden Direktur Kelompok Kompas Gramedia.
Siapapun tak akan menyangka bahwa mantan guru SMP ini akhirnya menjadi seseorang yang sangat berpengaruh dalam perkembangan jurnalisme dan media di Indonesia. Sejak berdirinya Harian Kompas, wajah media dalam negeri berubah menjadi segar dan berkelas. Gaya penulisan berita dan artikel di harian itu sangat halus walaupun tidak meninggalkan kesan kritisnya terhadap berbagai persoalan.
Kelompok Kompas Gramedia dalam kendali tangan dinginnya merambah ke berbagai bidang usaha dari mulai media, retail dan publishing, perhotelan, manufaktur, properti, pendidikan, event, hingga ke ranah digital. Menjadikannya sebagai salah satu dari pengusaha paling sukses di Indonesia.
Semasa hidupnya, Jakob selalu mencurahkan hasrat jurnalismenya dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran, integritas dan humanisme kepada seluruh karyawannya, seperti diakui oleh Rusdi Amral.
“Tidak saja untuk Harian Kompas, tapi juga semua unit usaha yang beliau dirikan dengan satu tujuan utama bagaimana lembaga ini bisa ikut mencerdaskan dan mencerahkan bangsa,” tutur Rusdi.
Kini sosok yang lebih suka disebut sebagai wartawan itu telah tiada. Jakob Oetama wafat di usia 88 tahun karena penyakit multi organ yang dideritanya. Jenazahnya kemudian disemayamkan di Gedung Kompas Gramedia di jalan Palmerah Selatan, dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata hari Kamis (10/9).
Penulis: Dadie W. Prasetyoadi