ASWAJADEWATA.COM |
“Jihad dapat berarti berperang dan juga bersungguh-sungguh,” demikian disampaikan oleh H. Ibnu Atho’illah,ST,MT. dalam mauidoh hasanah pada acara Majlis Dzikir wa Maulidurrasul SAW, Haul Akbar Kabupaten Gianyar ke 4 sekaligus peringatan Hari Santri Nasional pada Sabtu, (23/10)
Acara haul seperti ini ialah salah satu cara untuk mengenang para leluhur sesepuh dan para pendiri – pendiri, seperti pendiri masjid pada khususnya.
“Karena yang kita tau ummat kita sudah besar seperti sekarang. Sedangkan perjuangan mereka kita belum tau. Perjuangan mereka itu tidak boleh kita lupakan,” terang Ketua DMI Kabupaten Gianyar ini.
Jihad pada jaman dulu dikenal sebagai berperang melawan musuh agama. Seperti resolusi jihad yang di gaungkan K.H. Hasyim Asy’ari melawan pasukan Inggris yang berusaha menduduki Surabaya pada awal November 1945. Berjihad dalam perang tersebut, sudah sangat jelas siapa yang benar dan siapa yang salah.
“Tapi di jaman sekarang makna perang sudah tidak relevan karena tidak jelas mana yang benas maupun salah. Karena yang kita hadapi sekarang adalah kebodohan dan ketertindasan,” tutup H. Ibnu Athoillah yang juga aktif sebagai Dosen IT ini.
Acara ini dilaksanakan di Masjid Agung Al – A’la Kab Gianyar yang dihadiri oleh segenap jama’ah Al Khidmah, pengurus Masjid dan jama’ah Masjid baik laki – laki maupun perempuan dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan Covid-19.
Kontributor: Agus Surya