Thursday 10th October 2024,

Kembali Kepangkuan Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo: Makna Zhahir dan Hakikat

Kembali Kepangkuan Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo: Makna Zhahir dan Hakikat
Share it

ASWAJADEWATA.COM |

Hari ini merupakan momen simpuh kerinduan para alumni Sukorejo. Ya, momen yang ditunggu-tunggu oleh segenap alumni. Terlebih setelah 2 tahun tidak bisa bersua menapakkan langkah pada bumi penuh berkah itu. Saat ini, ungkapan rasa syukur telah melepas kerinduan yang telah lama tertahan.

Haul Majemuk menjadi wasilah kembali kepangkuan Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo. Inilah yang diharapkan oleh Abuya Azaim kepada seluruh alumni sukorejo. Melalui Haul Majemuk, para alumni bersilaturahmi kepada para guru dan secara khusus bersimpuh bersama pengasuh. Curhatan dan wejangan bertaut mengobati kerinduan.

Wejangan yang selalu didawuhkan dan harus menjadi pedoman bagi para alumni adalah “Kembali kepangkuan Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo”. Sesuai catatan saya, wejangan ini didawuhkan Abuya Azaim pada momen haul/renui 2020.

Abuya dawuh, “Bukan hanya kembali bereuni melihat kamarnya, melihat pondoknya, melihat pemandiannya, melihat tempat pajeken nase’en, tetapi kembali kepada kepangkuan Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo; kembali kepada pemikirannya, kembali kepada manhajnya, kembali kepada akidahnya, kembali kepada aqaid sekednya”

Dawuh tersebut menjadi wejangan yang harus dipahami dan dipedomani. Sepemahaman saya, makna “Kembali Kepangkuan Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo” memiliki arti zhahir dan hakikat. Makna zhahir maksudnya kembali dengan cara datang dan hadir ke Sukorejo. Semisal melihat pondok atau asrama, tempat pemandiannya, tempat langganan beli nasi atau yang lainnya. Ini tetap termasuk “Kembali Kepangkuan Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo” namun dalam arti zhahir.

Sementara makna hakikatnya adalah kembali kepada pemikirannya, kembali kepada manhajnya, kembali kepada akidahnya. Maksud pemikiran, manhaj dan akidah tentu apa yang diajarkan, dipraktikkan, diwasiatkan oleh para guru di Pesantren Sukorejo, Khusunya Almarhumin, KHR. Syamsul Arifin, KHR. As’ad, KHR. Ahmad Fawaid. Semua yang diajarkan berdasarkan kepada pedoman ahlussunnah wal jama’ah. Dewasa ini ditambah dengan ‘an-nahdliyah’ untuk membedakan dengan kelompok yang mengaku aswaja.

Pesan kembali ini tentu kepada alumni yang terpengaruhi atau terkontaminasi oleh paham di luar aswaja an-nahdliyah. Dan pesan ini sesuai pantauan Abuya Azaim di media sosial. Karena ada alumni yang suka memposting atauh share konten yang sumbernya bukan aswaja an-nahdliyah, seperti wahabi dan syi’ah. Sebagaimana yang disampaikan Abuya dalam wjangannya, “Saya menjumpai di media sosial beberapa santri aktif memposting yang sumber rujukannya di luar ahlussunah wal jama’ah.”

Sebab terpengaruhinya alumni juga disampaikan oleh Abuya, “Karena mungkin diantara beberapa santri pulang ke masyarakat bergaul dengan bermacam lapisan masyarakat tidak menutup kemungkinan sedikit atau banyak terkontaminasi, terpengaruh di luar ajaran guru-guru kita. Maka kembalilah kepangkuan Sukorejo, yang kita diajarkan setiap menjelang shalat Isya’ “Kaule asyakse’e”

Maka alumni yang terpengaruhi oleh paham di luar ahlussunnah wal jama’ah, harus kembali kepangkuan Sukorejo. Kembali di sini sebagaimana yang dimaksudkan oleh Abuya, yaitu berpedoman dan mengamalkan apa yang sudah diajarkan oleh Guru dan Kiai di Pesantren Sukorejo, baik pemikiran, manhaj, terlebih akidahnya.

Oleh: Muhammad Taufiq Maulana

 

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »