Thursday 10th October 2024,

Kepedulian Sesama Melewati Batas-Batas Agama

Kepedulian Sesama Melewati Batas-Batas Agama
Share it

ASWAJADEWATA.COM |

Manusia merupakan makhluk tuhan paling sempurna. Oleh karena itu diantara beberapa makhluk yang diciptakan, manusia mendapatkan kemuliaan tersendiri disisi Allah subhanahu wa ta’ala (karamah insaniyyah). Namun begitu, kesempurnaan yang ada pada manusia bukan lantas membuat seorang manusia tak membutuhkan yang lain. Kesempurnaan manusia tidak hanya berasal dari kekuatan individual semata, melainkan juga terwujud dari kerjasama diantara sesama.

Manusia membutuhkan kerja sama untuk mengemban tugas di bumi sebagai seorang pemimpin (khalifatullah fi al-Ardl). Untuk merealisasikan dan mewujudkan tugas tersebut dengan baik, manusia harus bahu membahu satu dengan lainnya. Bumi sebagai tempat dimana manusia berada tentu membutuhkan serangkaian tindakan demi menjaga dan melestarikan segala sesuatu yang ada didalamnya.

Disinilah Islam dengan segala pesan-pesannya menyeru kepada manusia untuk senantiasa peduli dan peka terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya. Islam selain menahbiskan diri sebagai agama rabbani juga menahbiskan diri sebagai agama insaniy. Tak hanya mengatur keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhannya, Islam juga mendorong manusia untuk mewujudkan keharmonisan hubungan antar sesama.

Salah satu wujud Insaniyyah Islam adalah mengajak seluruh manusia untuk saling bekerjasama dalam melakukan kebaikan dan menghindari keburukan. Allah Swt bersabda :

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ [المائدة: ۴]

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah Swt. sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.”

Para pakar tafsir berbeda pendapat dalam memaknai ayat tersebut. Ibnu Abbas memaknai kata “ al-birru ”dengan sesuatu yang diperintahkan oleh syariat islam, sedangkan kata “ al-Taqwa ” dengan meninggalkan segala bentuk larangan syariat Islam. Sedangkan menurut Ibnu Athiyah yang dikatakan “al-birru” adalah melakukan kewajiban dan kesunahan syariat islam sedangkan “al-taqwa” adalah melestarikan kewajiban itu sendiri. Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan manusia untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa serta saling memotivasi untuk melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah Swt.

Tidak hanya dalam konteks terlaksananya syariat Islam, ajaran saling tolong-menolong juga dianjurkan dalam segala kebaikan. Tidak hanya demi terciptanya kelestarian ajaran Islam, pun demikian demi terciptanya keamanan dan kesejahteraan manusia secara universal. Islam tidak menutup diri dan mengisolasikan diri dari interaksi dengan orang-orang beragama lain untuk secara bersama mewujudkan kebaikan dan menebar kasih-sayang di muka bumi. Allah Swt. berfirman :

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ  [الممتحنة: ٨]

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu.” (QS. Al Mumtahanah : 8)

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa berbuat baik kepada orang non-muslim (muwashalatul kuffar) yang tidak memerangi kita diperbolehkan oleh Allah subhanahu wa  ta’ala. Ini merupakan pintu awal untuk membangun keharmonisan dan kepedulian antar pemeluk agama.

Ayat tersebut turun atas peristiwa yang diadukan sayyidah Asma’ binti Abu Bakar kepada Nabi Muhammad. Sayyidah Asma’ berkata “Ibuku berbeda agama denganku. Apakah aku masih boleh berhubungan dan memberikan hadiah kepadanya?.” Nabi pun menjawab “Iya tetaplah berhubungan baik dengan ibumu.” Hal ini menunjukkan bahwa semangat islam bukanlah semangat permusuhan melainkan semangat keharmonisan.

Ajaran Islam bukan ajaran yang mengajak permusuhan dan pertikaian melainkan ajaran yang mengajak kepada persatuan dan persaudaraan. Islam tidak melarang umat manusia untuk saling bekerjasama atas dasar perbedaan keyakinan. Perbedaan bukanlah sebuah penghalang dalam menjalin hubungan kerjasama diantara pemeluk agama. Dengan terjalinnya kerjasama diantara para pemeluk agama, maka akan muncul sebuah rasa kepedulian antar sesama yang melewati batas-batas agama. Wallahu a’lam bi al-shawab

Oleh: Halimah Az-Zayn | tanwirulafkar.id

 

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »