Kiai Noor Hadi, Bermodal Sanad Membangun Pesantren

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM | Pondok Pesantren Raudlatul Huffadz di Kabupaten Tabanan, Bali berdiri sejak tahun 1980. Berawal dari perintah guru yang diperoleh KH. Noor Hadi Al Hafidz pendirinya.

KH. Noor Hadi yang merupakan santri KH. Muhammad Arwani Amin Kudus menerima perintah sang guru untuk pergi ke Bali dan mendakwahkan ilmu agama Islam yang didapatnya. Tidak hanya itu, sang guru juga memberikan nama Pondok Pesantren yang akan didirikan nantinya yaitu Rhaudlatul Huffadz.

“Pada suatu saat saya sowan ke beliau (Kiai Arwani), saya diperintahken oleh beliau; le bikin pondok. Tak namaken Raudlotul Huffadz, tak do’aken mudah-mudahan wanginya seperti Raudlotul Jannah,” tutur Kiai Noor Hadi mengenang kala itu.

Selain itu Kiai Arwani juga berpesan kepada Kiai Noor Hadi agar meminta sanad keilmuan sebagai bekalnya berdakwah di Bali. Menurut Kiai Arwani hal ini sangat penting sebagai bentuk pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak di akhirat.

“Sanad (silsilah Qur’an) yang ada pada saya ujungnya bersumber langsung dari Allah kemudian diturunkan kepada malaikat Jibril, lalu kepada Rasulullah dan seterusnya turun hingga guru saya Kiai Arwani. urutan saya dari silsilah tersebut adalah yang ke-46,” jelas Kiai Noor Hadi.

Bekal ini semakin menguatkan tekad Kiai Noor Hadi membangun sebuah pondok tahfidz Qur’an di Bali. Diawali dengan mengajar di sebuah madrasah dan menyambi berjualan daging ayam, perlahan Kiai Noor Hadi dapat membeli sebidang tanah sebagai cikal bakal Pondok Pesantren Rhaudlatul Huffadz di daerah Kediri, Tabanan.

“Guru saya juga bilang, Rasulullah itu berbekal al Qur’an bisa mendakwahkan Islam di seluruh dunia, masak kamu di Bali saja ndak bisa,” tuturnya.

Menurut Kiai Noor Hadi yang juga adalah Rais Syuriah PWNU Bali ini, akhirnya bangunan pondok pertama kali dapat didirikan di tahun 1985, saat itu santri yang mondok hanya sekitar 10 anak. mereka ada yang dari Jawa selain beberapa dari daerah negara, Bali. Bangunan pertama pondok miliknya itu dapat dibangun setelah satu tahun menabung.

“Tanah dan bangunan ini semuanya bukan dari hasil wakaf, bahkan saat pertama kali membangun saya kerjakan sendiri,”  lanjut Kiai Noor Hadi.

Keyakinannya akan barokah do’a dari guru membuat semangat Kiai Noor Hadi tidak pernah surut dalam mengembangkan pondoknya hingga sekarang. Bahkan sekarang di sana telah berdiri lembaga pendidikan hingga tingkat Aliyah (SLTA) dengan ratusan siswa.

Ketaatan kepada guru diyakini oleh Kiai Noor Hadi membawa keberkahan dan ridla Allah atas segala ikhtiar yang telah dilakukan.

“Pokoknya apa yang menjadi ngendikan (perintah) guru adalah menjadi modal saya melangkah hingga sekarang ini,” tutup Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Huffadz tersebut.

Penulis: Dadie W. Prasetyoadi

(Ditulis berdasarkan wawancara langsung dengan Kiai Noor Hadi Al Hafidz, 6 Oktober 2019)

 

 

 

 

diunggah oleh:

Picture of Dadie W Prasetyoadi

Dadie W Prasetyoadi

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »