ASWAJADEWATA.COM | KUTA
Di sela-sela kegiatan MKNU yang diadakan PW Muslimat NU Bali di Swiss-Bell Hotel Rainforest Kuta (2/4), KH. Sulthonul Huda yang hadir sebagai salah satu pemateri menjelaskan kepada aswajadewata.com tentang pentingnya dilakukan MKNU.
Kepala Madrasah Kader Nahdlatul Ulama PBNU ini menyampaikan bahwa proses kaderisasi harus terus dilakukan. Hal ini untuk memastikan agar seluruh kader pengurus NU dimanapun memiliki kesamaan gerakan dalam mewujudkan cita-cita, visi, dan tujuan organisasi.
“NU harus dapat menjadikan setiap anggotanya sebagai pribadi yang bermanfaat, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, organisasi dan bangsa. Dengan mengikuti MKNU adalah salah satu caranya,” tegas Kiai Sulthon yang juga menjabat sebagai Wasekjen PBNU.
Lebih lanjut dijelaskan olehnya, bahwa karakteristik kaderisasi MKNU lebih menitik beratkan kepada menyatukan Amaliyah, Fikroh, dan Harokah dalam benak setiap pengurus NU sesuai amanah Muktamar ke-33 di Jombang tahun 2015.
Dirinya menerangkan bahwa setiap kader pengurus harus memahami gerak NU yang multi dimensi. Meliputi sosial-budaya, ekonomi, pendidikan, selain tentunya ideologi dan Agama.
“Apalagi setelah beberapa hari lalu terjadi kejadian terkait tindak terorisme. MKNU ibu-ibu Muslimat NU Bali ini bisa menjadi penguatan ideologi Aswaja Annahdliyah khususnya dalam setiap keluarga NU. Mereka akan menjadi lebih waspada terhadap pendidikan dan pergaulan anak-anaknya, agar jangan sampai mereka terjerumus ke dalam ideologi yang membahayakan” jelasnya.
Menurutnya lagi, radikalisme dan terorisme akan selalu mengintai di saat kita sedikit lengah. Untuk kemudian memanfaatkan momentum sebagai cara mereka mencuri perhatian khalayak.
“Momentum Hari Raya Paskah kali ini dijadikan momentum oleh orang-orang tersebut untuk menunjukkan eksistensinya. Makanya kita tidak boleh lengah sedikitpun dan jangan beri celah bagi mereka untuk dapat mengulanginya lagi,” pungkasnya.
Penulis: Dadie W. Prasetyoadi