ASWAJADEWATA.COM |
Oleh: Yuri Mahatma
Ada judul berita, “menghina Palestina, siswi dikeluarkan dari sekolah”
Seperti biasa medsos penuh dengan komentar mencibir yang menurut mereka telah berlebihan dalam bertindak. Sayang tidak terlalu detail dijelaskan hinaan seperti apa yang dimaksud sehingga dia dikeluarkan dari sekolah. Tapi yang jelas judul berita menggiring untuk fokus pada kata Palestina.
Menurut saya kalau pertimbangan sekolah adalah sisi kemanusiaannya, saya setuju anak itu dipecat. Apalagi anak tersebut sudah berumur 19 tahun alias sudah bisa dianggap mampu berfikir.
Bagi saya dan juga menurut kaidah umum, tidak acuh atas tragedi kemanusiaan adalah sudah merupakan “kejahatan” itu sendiri, apalagi sampai menghina dan mencaci rakyat sipil yang sedang dibombardir hingga luluh lantak, bahkan hingga ratusan nyawa, terutama anak-anak (dan terus bertambah) meregang. Ini harus dihentikan. Tidak perduli rakyat sipil negara mana yang sedang dibantai. Ini urusan nyawa rakyat sipil yang menjadi korban. Sekali lagi TIDAK PERDULI BANGSA APA! DAN APAPUN ALASANNYA.
Namun mungkin sebagian netizen terlalu fokus pada kata “Palestina”, dalam hal ini kelakuan Hamas, atau mungkin masih belum move-on dengan dikotomi kadrun vs cebong di negara ini, yang dengan sendirinya dan tidak disadari berbuah sinis pada gerakan Hamas yang notabene adalah Ihwanul Muslimin versi partai politik resmi. Yah mirip PKS lah kalau disini.
Saya hanya bisa berdoa semoga kita tidak akan pernah kehilangan hati nurani. Karena tanpanya kita tak ubahnya sekawanan ternak yang hanya hidup utk makan dan beranak.
