ASWAJADEWATA.COM | DENPASAR
Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) provinsi Bali menggelar Perayaan Imlek PITI Bali 2574, bertempat di Pendopo Wikondo, Denpasar, Senin (23/1/2023).
Menurut Mulyono Lee Ketua PITI Bali, Perayaan Imlek oleh PITI tersebut dimaksudkan sebagai syiar kebudayaan Tionghoa muslim.
Hari Raya Imlek saat era mendiang Presiden Gus Dur ditetapkan menjadi hari libur nasional. tepatnya pada 9 Mei 2001.
Keputusan Gus Dur saat itu merupakan sebuah keputusan revolusioner mengingat di era pemerintahan sebelumnya, yakni masa Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.
Selama lebih dari 30 tahun, yakni 1968-1999, umat Konghucu Indonesia melaksanakan perayaan Tahun Baru Cina tidak secara terbuka. Ketetapan ini dituangkan dalam Instruksi Presiden atau Inpres Nomor 14 tahun 1967.
Layaknya perayaan Imlek lainnya, di acara PITI Bali tersebut juga menampilkan kesenian-kesenian budaya Tionghoa, seperti Wushu, Barongsai, dan Liong.
Hanya saja bedanya, sebelum penampilan budaya Tionghoa, acara yang berlangsung sejak pukul 17.00 Wita tersebut diawali dengan pembagian angpao kepada santri-santri Al Hijrah Karangsari dengan diiringi lantunan Sholawat Nabi. Kemudian dilanjutkan Sholat Maghrib berjamaah dan ditutup dengan ramah tamah sekaligus silaturahmi keluarga besar PITI Bali.
“Imlek adalah salah satu diantara banyak kebudayaan Tionghoa yang kami lestarikan. Karena merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas kami sebagai keturunan Tionghoa,” terang Mulyono saat ditanya alasan menggelar perayaan ini.
Lagi menurut Mulyono, hal ini sekaligus sebagai upaya untuk memperkenalkan budaya Tionghoa, agar masyarakat luas bisa lebih mengenal Muslim Tionghoa yang ada di Indonesia.
“Imlek akan senantiasa mewarnai kekayaan budaya Indonesia yang beragam dalam indahnya persatuan, sesuai semboyan negara kita Bhineka Tunggal Ika,” katanya.
Perayaan Imlek PITI Bali sore itu menarik perhatian masyarakat sekitar yang antusias menyaksikan. Dimana penampilan atraktif dari seluruh acara semua diisi oleh anggota PITI Bali.
Penulis: Dadie W. Prasetyoadi