ASWAJADEWATA.COM |
Ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam yang kehadirannya penuh misteri, namun keberkahannya nyata bagi mereka yang mencarinya dengan hati yang bersimpuh. Lailatul Qadar. Sebuah malam yang tak sekadar memberi kesempatan, tapi juga harapan. Malam di mana langit terbuka, doa-doa naik tanpa hijab, dan Allah lebih dekat dari urat nadi kita sendiri.
Namun, lihatlah diri kita. Kita yang sering lalai, tenggelam dalam dunia yang fana, terjebak dalam dosa yang kita anggap kecil hingga menjadi gunung yang menjulang. Kita yang berulang kali berjanji akan berubah, tetapi selalu kembali jatuh dalam kesalahan yang sama. Kita yang seringkali merasa terlalu kotor untuk memohon ampun, padahal rahmat-Nya jauh lebih luas dari lautan dosa yang kita bawa.
Lailatul Qadar bukan hanya tentang mereka yang suci, yang rajin beribadah tanpa cela. Malam ini juga tentang kita, jiwa-jiwa yang penuh luka, hati yang lelah karena menanggung beban dosa. Allah tidak meminta kita datang dalam keadaan sempurna, Dia hanya meminta kita datang dengan hati yang tulus. Dengan pengakuan bahwa kita butuh Dia lebih dari apa pun di dunia ini.
Rasulullah mengajarkan satu doa yang sederhana, namun begitu dalam maknanya:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Pemurah. Engkau mencintai pemaafan. Maka, maafkanlah aku.”
Bukan hanya sekadar ucapan, doa ini adalah ketukan di pintu ampunan Allah. Ini adalah suara hati yang penuh harap, yang percaya bahwa tak ada dosa yang terlalu besar bagi Allah untuk diampuni. Malam ini, dosa-dosa kita bisa terhapus, bagaikan tinta yang luntur di atas kertas yang basah.
Tapi bagaimana jika ini adalah Ramadhan terakhir kita? Bagaimana jika ini adalah malam terakhir kita diberi kesempatan untuk meminta ampun? Bukankah kita terlalu sering menunda taubat, berpikir masih ada hari esok yang belum tentu menjadi milik kita?
Maka malam ini, jangan sia-siakan. Biarkan air mata menjadi saksi bahwa kita benar-benar ingin kembali. Biarkan doa menjadi cahaya yang menembus langit. Dan biarkan hati kita merasakan kelegaan, karena ketika Allah mengampuni, Dia tidak hanya menghapus dosa-dosa kita, tapi juga memberi kita lembaran baru untuk memulai hidup yang lebih baik.
Lailatul Qadar adalah bukti bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita, bahkan ketika kita sering meninggalkan-Nya. Jadi, sebelum fajar menyingsing, sebelum malam ini berlalu, jangan biarkan kesempatan ini hilang tanpa kita mengetuk pintu-Nya. Sebab bisa jadi, ini adalah malam yang mengubah hidup kita selamanya.
Penulis: M. Fawaid