Penulis: GH. Muhammad
Beberapa hari yang lalu saya buat ststaus “MLB itu hanya sekelumit dinamika yang tidak akan berpengaruh apa-apa bagi NU”. Ada yang mengomentari santai, guyon dan ada yang agak-agak panik sih. Itu tergantung kondisi orang yang menafsiri saja. Bebas.
Saya tetap yakin NU baik-baik saja. NU istikamah. Orang-orang yang mengurusi NU bergejolak, itulah dinamika. Semua yang ada di dalam organisasi NU ada masa, tempat, dan latarnya. Mungkin juga ada kepentingannya.
Kita yang NU mungkin mengkritisi orang-orang yang mengurusi NU. Tetapi di luar kita, bukan mengkritisi NU, justru NU itu sendiri yang diserang agar tumbang. Makanya, sebagai orang NU harus sedikit peka ketika melontarkan kritikan.
Khawatirnya, niat kita mengkritisi orang-orang yang ada di dalam organisasi NU, eh malah nyenggol NU-nya. Atau bisa saja, kita dijadikan pasukan oleh pihak di luar itu untuk menumbangkan NU.
Prinsipnya di organisasi NU itu, kita mengabdi kepada NU bukan kepada orang-orang yang mengurusi NU. Jika terjadi gejolak di tubuh organisasi NU, kita kritik orang-orang yang mengurusi NU, bukan nyerang NU-nya.
Masalahnya, ketika kita mengkiritisi orang-orang yang mengurusi NU, orang di luar NU (yang benci NU) ikut nimbrung dan kita dijadikan bahan dan alat untuk mengobok-obok NU. Mereka bukan menargetkan orang-orangnya, tetapi NU yang dijadikan target panah kebencian mereka.
Tujuan kita memang niat koreksi dan memperbaiki. Tetapi, di luar sana noh, ada yang ngintip nyari-nyari kesempatan untuk jorokin kite. Jika mereka tidak bisa membuat NU tumbang, paling tidak NU tidak berkembang karena kita yang masih saling baku hantam.
Sadar dikit lah, kita harus benar-benar memahami gejolak yang terjadi di organisasi NU. Masalah yang terjadi apakah termasuk ushuliyah, furu’iyah atau hanya ananiyah saja. Jika memang ushuliyah, kita tidak hanya mengkiritisi, ya memang harus MLB.
Tetapi jika masalahnya ranah furu’iyah, ya tak perlu berdarah-darah mengkritisi apalagi sampai mau MLB. Gejolak yang terjadi karena masalah furu’iyah, itu wajar-wajar saja. Tak perlu disikapi dengan serius, baper apalagi panik.
Khawatirnya, gejolak yang terjadi dewasa ini adalah masalah ananiyah. Ini yang bahaya. Untuk mengetahui ananiyah atau bukan, ya kita pahami siapa saja yang berada dalam lingkaran gerakan itu. Takut dan takutnya, hanya sekedar “rasa yang pernah ada”.
Terkait MLB ini, saya kira cukup disikapi dengan kaidah fikih:
الْيَقِيْنُ لاَ يُزَالُ بِالشَّكِّ
Jika memang memaksa, harus ingat kaidah ini juga untuk berhati-hati.
درء المفاسد مقدم على جلب المصالح
Semoga senantiasa istikamah. Wallahu a’lam.