Mondhuk Entar Ngabdhi Ban Ngajhi

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

Oleh: Abdul Wahid, (Dosen Ma’had Aly Situbondo)

Saya mondok tahun 2002. Mulai santri baru saya mengenal jargon ini tapi dalam susunan yang berbeda, yang mendahulukan diksi “ngajhi” atas “ngabdhi.” Koreksi saya bila salah, jargon seperti dalam judul baru-baru ini mulai popular, agaknya, di atas tahun 2010-an.

Mungkin tidak penting mana yang disebut terlebih dahulu, misalnya dengan penjelasan itu bagian dari _li muṭlaq al-jam’,_ sehingga maknanya tidak berubah signifikan. Namun, mengubah jargon yang telah lama dikenal jelas memiliki pengaruh dan makna yang dikehendaki dari orang yang menginisiasinya.

Jika mau lebih teliti, al-Quran lebih banyak mendahukan penyebutan _harta_ daripada _jiwa_ dalam seruan untuk berjihad. Seingat saya hanya ada satu ayat, _jiwa_ disebut lebih dulu, lalu _harta._ Makna sintaksis mungkin tidak banyak beda, tapi nuansa maksud dari dua model penyebutan amat terasa.

Jika ingatan saya benar soal linimasa perubahan jargon ini, maka kita tidak bisa mengatakan itu hanya pengubahan urutan kata. Ia juga pergeseran nilai dan kesadaran kognisi, misalnya bahwa ngabdhi lebih penting daripada ngajhi.

Semenjak santri baru hingga jargon itu berubah susunan, saya pribadi tidak pernah mempersoalkan mana yang, sebutlah, lebih utama: ngaji atau ngabdi? Pertanyaan ini baru terlintas dalam benak saya, ya pas diubah susunannya.

Ini soal urutan dan istilah, jangan serius. Ok. Namun, ini penting setidaknya bagaimana kita menavigasi kesadaran atau (bawah sadar kita), mengapa kita merasa perlu mengubah jargon. Bagi saya jargon itu seperti syahadat, paten, jangan mengubah bersaksi bahwa _Muhammad ialah utusan Allah_ terlebih dahulu untuk lalu bersaksi…..walaupun secara akidah dan bahasa ya benar dan benar.

Ini menimbulkan pertanyaan, apakah ngabdhi dan ngajhi itu dalam posisi yang sama? Atau apakah salah satunya lebih fundamental? Yang mana yang lebih fundamental?

Presensi santri yang kurang dari 70 persen, apakah dibenarkan jika menjadi anggota bagian kebersihan jeding atau tugas ma’had lainnya? Jawaban atas ini merupakan jawaban yang pokok masalahnya adalah pertautan ngaji dan ngabdi.

Salam Hangat

 

diunggah oleh:

Picture of Muhammad Ihyaul Fikro

Muhammad Ihyaul Fikro

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »