ASWAJADEWATA.COM – “Sebaik baik teman duduk diwaktu luang adalah buku”.
Saat ini keberadaan buku sebagai jendela ilmu tidak lagi menjadi sumber utama ditengah perkembangan teknologi informasi yang pesat. Perangkat elektronik berbasis smart phone menjadi pesaing utamanya dengan berbagai kelebihan-kelebihan khususnya dalam sisi multimedia digital.
Sebenarnya tidak ada masalah sejauh setiap individu mampu memanfaatkan setiap gadget secara maksimal sesuai kebutuhan. Seorang pelajar jika tidak terbiasa membaca, maka tidak mungkin mendapat pengetahuan.
Demikian tema ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Syahrial Ardiansyah, SH.I, MH. dalam pengajian rutin PW IPNU-IPPNU Bali Sabtu (3/3).
Ustadz Syahrial mengatakan, “IPNU-IPPNU sebagai wadah pelajar yang merupakan generasi milineal dalam tubuh NU harus memperhatikan hal ini”.
“Bagaimana IPNU-IPPNU mampu mendorong setiap kadernya untuk membiasakan membaca dan memperkaya literasi di kalangan pelajar NU adalah sangat penting. Terlebih literasi tentang sejarah masuknya Islam di tanah Jawa yang disebarkan oleh Walisongo dengan damai dan mengakar kuat di Nusantara”. Tambahnya.
Kalangan pelajar harus mempunyai pondasi kuat akan keaswajaan sehingga tidak mudah terpengaruh oleh masuknya berbagai faham-faham Islam Transnasional yang justru mengancam keutuhan dan persatuan bangsa, khususnya lewat media sosial.
“Media sosial layaknya pisau bermata dua, yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa jika tidak digunakan dengan cerdas”. Lanjut Ustadz Syahrial.
“Jadilah warga NU yang baik dalam bermedia dan terus bersinergi dalam membangun negeri”. demikian pesannya mengakhiri pertemuan malam itu.
Rutinan kali ini dihadiri oleh beberapa anggota komunitas PIN (Pejuang Islam Nusantara) Bali yang baru terbentuk belum lama ini.
(jun/dad)