ASWAJADEWATA.COM |
Oleh: KH. Ma’ruf Chozin
Saya tidak menyoal ustaz YW (silahkan cari di berita-berita online, atau FB Gus Rijal Mumazziq Z dan Gus Dafid Fuadi) dari kelompok mana, sudah lama atau baru belajar Islam, pro atau anti NKRI dan sebagainya. Saya ingin berbagi sedikit pengetahuan saja. Sehingga kalau ada dari saya, sahabat atau yang sepaham dengan saya tiba-tiba melakukan kesalahan, ya giliran anda boleh mengingatkan, tidak harus saya. Sebab saling nasehat itu bagian dari Amar Makruf Nahi Munkar. Dan hukumnya adalah Fardhu Kifayah, tidak semua individu wajib menasehatinya.
Beliau mengajak perang tapi atas dasar marah. Ini pernah ditanyakan oleh Sahabat:
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﻮﺳﻰ، ﻗﺎﻝ: ﺟﺎء ﺭﺟﻞ ﺇﻟﻰ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻝ: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﻣﺎ اﻟﻘﺘﺎﻝ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ اﻟﻠﻪ؟ ﻓﺈﻥ ﺃﺣﺪﻧﺎ ﻳﻘﺎﺗﻞ ﻏﻀﺒﺎ، ﻭﻳﻘﺎﺗﻞ ﺣﻤﻴﺔ
Abu Musa berkata bahwa ada seseorang datang kepada Nabi shalla Allahu alaihi wasallam dan bertanya: “Wahai Rasulullah, apa perang di jalan Allah? Sebab ada diantara kami yang berperang karena marah dan ingin melindungi keluarga”
ﻓﻘﺎﻝ: «ﻣﻦ ﻗﺎﺗﻞ ﻟﺘﻜﻮﻥ ﻛﻠﻤﺔ اﻟﻠﻪ ﻫﻲ اﻟﻌﻠﻴﺎ، ﻓﻬﻮ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ»
Nabi menjawab: “Orang yang perang untuk menjadikan agama Allah yang paling tinggi, maka dialah yang berada di jalan Allah” (HR Bukhari)
Ada lagi ajakan mati di jalan Allah. Tapi maaf, jika masih motifnya sama seperti di atas maka ada hadis yang dapat mengagetkan kita. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
ﺃﻭﻝ اﻟﻨﺎﺱ ﻳﻘﻀﻰ ﻳﻮﻡ اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺟﻞ اﺳﺘﺸﻬﺪ، ﻓﺄﺗﻲ ﺑﻪ ﻓﻌﺮﻓﻪ ﻧﻌﻤﻪ ﻓﻌﺮﻓﻬﺎ، ﻗﺎﻝ: ﻓﻤﺎ ﻋﻤﻠﺖ ﻓﻴﻬﺎ؟
“Orang yang pertama kali diadili di hari kiamat adalah orang yang berusaha mati syahid. Dia didatangkan dan diberi tahu jejaknya dan dia mengetahuinya. Allah bertanya: “Apa yang telah kau perbuat untuk itu?”.
ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﺗﻠﺖ ﻓﻴﻚ ﺣﺘﻰ اﺳﺘﺸﻬﺪﺕ، ﻗﺎﻝ: ﻛﺬﺑﺖ، ﻭﻟﻜﻨﻚ ﻗﺎﺗﻠﺖ ﻷﻥ ﻳﻘﺎﻝ: ﺟﺮﻱء
Orang itu menjawab: “Aku berperang di jalanMu hingga aku mati syahid”. Allah berfirman: “Bohong kamu! Kau berperang cuma ingin dikatakan pemberani” (HR Muslim).
Dari hadis Qudsi ini kita perlu berhati-hati dalam menata niat. Boleh jadi niatan kita perang di jalan Allah tetapi Allah menilai salah. Hanya Allah yang maha tahu.
Saya ini meniru Sahabat Umar yang pemberani!! Ya betul. Tapi beraninya beliau bukan cuma gertakan saja. Tapi berani mengeluarkan harta juga. Dan itu juga jihad.
قال ﻋﻤﺮ ﺑﻦ اﻟﺨﻄﺎﺏ: ﺃﻣﺮﻧﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻥ ﻧﺘﺼﺪﻕ ﻓﻮاﻓﻖ ﺫﻟﻚ ﻋﻨﺪﻱ ﻣﺎﻻ، ﻗﺎﻝ: ﻓﺠﺌﺖ ﺑﻧﺼﻒ ﻣﺎﻟﻲ، ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ: ﻭﺳﻠﻢ: «ﻣﺎ ﺃﺑﻘﻴﺖ ﻷﻫﻠﻚ؟» ﻗﻠﺖ: ﻣﺜﻠﻪ
Umar berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memerintahkan kami untuk bersedekah, kebetulan saya punya harta. Saya bawa kepada Nabi separuh harta saya. Nabi shalallahu alaihi wasallam bertanya: “Berapa yang kau sisakan untuk keluargamu?” Umar menjawab: “Sama seperti ini?” (HR Tirmidzi).
Sudah pernah kita berjihad dengan 50% harta kita seperti Sayidina Umar? Jangan sampai cuma berani slogan mati, tapi takut jadi miskin.