Ziarah Ke Maqbarah Pengarang Kitab Jurumiyah

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM |

Nama lengkap pengarang kitab nahwu Jurmiyah adalah Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud Al-Shinhâji (dengan mengkasrahkan huruf Shod). Menurut riwayat Al-Hamîdi, kalimat Al-Shinhâji ini berasal dari salah satu kabilah yang berada di Maroko, yaitu kabilah Shinhâjah. Nama ini kemudian dikenal sebagai Ibnu Ajurrûm.

Nama asli kitab ini adalah Al-Muqaddimah al-Ajurrumiyyah fi Mabadi’ Ilm al-Arabiyyah (المقدمة الآجُرُّومية في مبادئ علم العربية), kitab yang sangat populer di pondok pesantren di Indonesia. Hampir tidak ada santri yang mampu membaca kitab melainkan karena berkah kitab Jurmiyah.

Dalam kitab Syadzaratudz Dzahab karya Ibnu Imad, disebutkan bahwa beliau dilahirkan di Kota Fes pada tahun 672 H. Beliau wafat pada hari Senin setelah zuhur tanggal 20 Safar tahun 723 Hijriah. Imam Ibnul Hajj berpendapat bahwa makam Syekh Ibnu Ajurrum berada di Kota Fes, Maroko.

Selain ahli dalam ilmu nahwu, beliau juga merupakan ahli fikih, matematika,tajwid, dan juga menggeluti ilmu seni lukis, kaligrafi, dan sastra.

Terdapat beberapa peristiwa menarik dalam proses penulisan kitab al-Ajurumiyyah ini. Disebutkan dalam kitab Hasyiyah al-hamidi ala Syarh al-Kafrawi (حاشية الحامدي على شرح الكفراوي) bahwasanya ketika pengarang berada di depan Ka’bah, kitab ini terbang tertiup angin, kemudian beliau berucap:

اللّهمّ إن كان خالصًا لوجهك فردّه عليّ

“Wahai Allah, jikalau buku ini ikhlas (dikarang) murni karena mengharap keridhaan-Mu, maka kembalikanlah ia kepadaku.”

Selain itu, diceritakan bahwa ketika Syeikh ash-Shinhaji telah menyelesaikan kitabnya, lantas ia melemparkannya ke laut sambil berkata:

ان كان خالصا لله فلا يبل

“Wahai Allah, jikalau buku ini ikhlas (dikarang) murni karena mengharap keridhaan-Mu, maka ia tidak akan basah.”

Ada riwayat lain menyebutkan dileparkan ke sungai di Fes (sebagai foto di atas)

Doa beliau terkabul, kitab tersebut kembali ke pinggir pantai atau sungai dan tidak basah (lihat kitab Hasyiyah al-hamidi ala Syarh al-Kafrawi (حاشية الحامدي على شرح الكفراوي).

Alfakir merasa sangat prihatin, ternyata orang sehebat beliau, makamnya justru sangat mengenaskan,hanya dihampari pasir dan tembok tua. Berada di samping jalan raya wilayah Bab Hamro agak menanjak ke atas bukit. Sangat disayangkan keadaan makam tersebut benar-benar tidak terawat. Berada di samping tempat pembuangan sampah makam ini tidak terlihat seperti makam para ulama yang seharusnya dimuliakan. Lokasinya yang menyendiri juga membuatnya semakin luput dari pandangan dan sulit untuk ditemukan.

Saat bertemu dengan salah satu dzurriyat beliau, dia sangat berharap suatu saat maqbarah ini diibangun muslim Indonesia. Harapan tersebut sudah alfakir sampaikan kepada PCINU Maroko.

Andai setiap pesantren yang membaca kitab beliau difasilitasi PCINU Maroko urunan untuk membangun maqbarah beliau, insyllah impian itu akan sangat mudah tercapai.

Menyampaikan salam keluarga besar PP. Salafiyah Syafi’iyah. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan beliau.

Penulis: Ustadz Khoiruddin Habziz

Katib Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo

diunggah oleh:

Picture of Muhammad Ihyaul Fikro

Muhammad Ihyaul Fikro

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »