ASWAJADEWATA.COM |
Hidup Bertoleransi dalam Abdi Membangun Negeri adalah tema utama yang dijadikan jargon dalam kegiatan upgrading bersama PW IPNU dan IPPNU Bali.
Dalam rangka pemetakan program dalam mengawal kebijakan untuk diterapkan selama tiga tahun masa pengabdian. Maka PW IPNU Bali melakukan upgrading yang bertempat di destinasi wisata danau Buyan Bedugul pada 29 dan 30 Agustus 2020.
Acara kali ini memang cukup berbeda dengan biasanya karena dilakukan sambil menikmati pemandangan alam yang eksotis. Terlebih adanya pembatasan kegiatan formal dampak bencana kemanusiaan covid-19 juga ikut melatarbelakangi adanya acara dimaksud.
Dipimpin langsung oleh rekan Ardy Arifullah selaku ketua PW IPNU Bali dengan menggunakan 3 mobil dan beberapa motor. Kebetulan acara tersebut bertepatan dengan libur akhir pekan dan menjadikan keramaian terlihat jelas di setiap area di tepi-tepi danau. Deretan pengunjung yang ikut memadati dengan bangunan tenda–tenda berukuran kecil yang mampu ditempati tiga sampai lima orang.
Meski ada rintik-rintik hujan yang turun, jelas saja tidak menyurutkan semangat untuk mengikuti rangkain acara sampai selesai. Acara tersebut baru bisa di mulai sekitar jam 08.30 WITA, diawali dengan pemaparan visi misi ketua terpilih dan berlanjut dengan pemetakan tugas masing-masing pengurus (job description). Terjadi perdebatan hangat dalam diskusi yang sedang berlangsung, semisal pada maksud dan tujuan visi-misi yang disampaikan, pelimpahan tugas dan wewenang dan dalam penambahan lembaga Ekonomi, Kewirausahaan dan Koperasi (LEKAS).

Selepas dari pemaparan visi-misi IPNU dan penyampaian Job discriptioan setiap bidang, PW IPPNU Bali juga ikut berpartipasi menyatukan sikap dalam perencanaan program. Perlu diketahui bahwa Bali memang memiliki perbedaan dengan wilayah lain di Nusantara. Kualitas dan kapasitas jumlah kepengurusan yang terbatas dengan tingkat intensitas pengabdian di Bali yang notabene masyarakatnya beragama Hindu jelas saja membutuhkan strategi efektif, dirasa perlu adanya penyelarasan program kedepannya, yang diharapkan mampu menjembatani segala tantangan yang ada. Untuk itulah tiap bidang dalam kepengurusan merancang program bersama antara IPNU dan IPPNU.
Sekitar jam 15.00 acara ini sudah rampung dan menghasilkan beberapa kesepakatan untuk dipertanggung jawabkan keesokan harinya. Sangat melelahkan memang tapi itu sebuah pengabdian. Selepas senam dan sarapan pagi semua pengurus mempersiapkan diri dengan laporan yang telah disepakati sesuai bidangnya masing-masing. Dipimpin oleh rekan Ardi selaku ketua PW IPNU Bali dan dilanjutkan oleh rekanita Sa’idah Husnia selaku ketua PW IPPNU Bali.

Keesokan harinya minggu (30/8) tepat jam 12.30 siang acara ini selesai dan terlaksana dengan baik. Menghasilkan beberapa agenda utama yaitu pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam internal organisasi baik dengan cara doktrin keilmuan maupun pelatihan, peningkatan kapasitas kader di tiap-tiap cabang di Bali baik yang sudah atau yang belum terbentuk secara administratif, dan upaya mengenalkan IPNU- IPPNU Bali pada instansi pemerintahan, Ormas keaagamaan dan pihak-pihak yang berkepentingan demi tercapainya visi-misi organisasi.
Rasa lelah jelas terlihat dari wajah-wajah pengurus yang ada karena tenaga dan waktu banyak tersita. Kurang istrahat, telat makan, menjadi ritme pengabdian dalam nuansa kebersamaan. Harapan besar semoga nantinya mampu menghadirkan sarana alternatif belajar yang efektif dan syi’ar dakwah yang solutif berasaskan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah dalam indahnya toleransi di pulau Dewata.
Reportase: Hazin Ma Leo
Editor: Dadie W. Prasetyoadi