Thursday 02nd May 2024,

Ranting NU Desa Pengastulan meriahkan HUT RI ke 78 dengan Pawai dan Pengajian

Ranting NU Desa Pengastulan meriahkan HUT RI ke 78 dengan Pawai dan Pengajian
Share it

ASWAJADEWATA.COM | BULELENG

Dalam rangka memperingati HUT RI Ke 78, pengurus ranting NU Desa Pengastulan, Kec. Seririt. Kab. Buleleng, menggelar acara bertajuk “Haul dan Ruwah Pahlawan Pengastulan, pada Rabu (16/08/2023). Kegiatan ini terdiri dari dua rangkaian acara. Yakni pawai yang dilaksanakan sore hari, dan pengajian yang berlangsung pada malam hari sekaligus merupakan puncak acara kegiatan ini.

Acara pawai berjalan sangat meriah dan ramai. Hampir seluruh masyarakat desa Pengastulan yang terdiri dari anak-anak TPQ, takmir masjid, sejumlah tokoh masyarakat, dan pengurus dari banom-banom NU di Desa Pengastulan, ikut berpartisipasi dengan mengenakan dresscode merah putih dan atribut kemerdekaan lainnya.  Bendera merah putih yang dibuat dengan bentuk lebih kecil pun dikibarkan sepanjang jalan saat pelaksanaan pawai.

Sepanjang pawai berjalan, seluruh peserta pawai bersorak-sorai menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu nasional lainnya. Tak lupa pula menembangkan  sholawat badar yang merupakan gubahan dari salah satu pendahulu Desa Pengastulan, KH. Ali Mansyur.

Pada malam hari, masyarakat berdatangan untuk khidmat mengikuti pengajian yang merupakan puncak acara kegiatan ini. Pengajian yang dimaksud adalah pembacaan surah Yasin, tahlil, dan do’a,  kepada seluruh pejuang Indonesia secara umum, dan pejuang Desa Pengastulan secara khusus. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan manakib

Pengajian ini dipimpin oleh sejumlah tokoh sekaligus takmir Masjid Jami’ as-Sholihin. Yakni Ali Irfan, sebagai pembaca surah Yasin, Abdul Hafidz, pembaca tahlil,  Abdul Manaf, dan pembaca do’a. Sedangkan H. Anis dan Suja’i bertugas membacakan manakib

Berdasarkan data yang ditemukan di pemakaman Curastana Singaraja dan Margarana Tabanan, ada dua tokoh yang memperjuangkan Desa Pengastulan. Yakni Datuk Kopral Muhammad Djubad dan Datuk Kopral Najimuddin.

Dua toko pejuang Desa Pengastulan ini sebenarnya sudah lama tercatat di dua tempat pemakaman yang telah disebutkan di atas. Namun baru dilacak oleh pengurus ranting NU Desa Pengastulan.

Upaya pelacakan dua tokoh pejuang itu merupakan ikhtiar pengurus ranting NU Desa Pengastulan untuk memperkenalkannya kepada seluruh masyarakat, khususnya generasi milenial di Desa Pengastulan, melalui kegiatan ini.

“Kegiatan ini merupakan upaya kita untuk mengenang sekaligus mengenalkan kepada masyarakat Pengastulan tentang sejarah. Yakni pahlawan yang pernah berjuang di desa ini.” Ungkap ketua ranting NU Desa Pengastulan, Mahmud Wilmar Shiddiq.

Penulis: A. Hirzan Anwari | Editor: Muhammad Ihyaul Fikro

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »