Wednesday 24th April 2024,

Santri Dalam Mihrab Negeri

Aswaja Dewata October 22, 2019 perspektif No Comments on Santri Dalam Mihrab Negeri
Santri Dalam Mihrab Negeri
Share it

ASWAJADEWATA.COM | 

Oleh: Subhan, M.Pd.

kita tau, tepat pada tanggal 22 Oktober adalah ‘Hari Santri Nasional’, hari dimana seluru santri di plosok negeri terasa memiliki kewajiban untuk memeriahkannya. Tepat pada hari ini di tanggal 22 Oktober 2019 para santri baik abangan maupun priyai beramai-ramai memperingatinya.

Baru2 ini, kata santri selalu hangat di perbincangkan. Mulai perang wacana kaum sarungan dan kaum berdasi, politik priyai dan akademisi hingga kata santri NKRI melawan nasionalisme sejati.
Kalau melihat sejarah, Indonesia memang tidak pernah terlepas dari kata santri, mulai dari zaman penjajahan sampai kemerdekaan santri selalu saja menjadi garda terdepan dalam mengawal NKRI, sebut saja kiai Hasyim Asy’ari, kiai Ahmad Dahlan, kiai As’ad samsul Arifin dan banyak ulama-ulama pejuang yang ikut andil dalam memberikan kemerdekaan negeri.

Maka dari itu, tepat pada hari ini di tanggal 22 Oktober hari santri kita jadikan batu pijakan sebagai refleksi diri, untuk kaum santri meneladani para pejuang santri terdahulu. Para santri sudah saatnya menebar keberkahannya, yang selama ini sudah mulai di-anak tiri-kan. Para santri harus kembali menjadi garda terdepan dalam mengawal Indonesia ke arah yg lebih baik. Sebab secara fitrah kemanusiaan, santri adalah potret manusia sejati, potret pejuang hakiki. Manusia yg kuat spiritualitas, yang paham bagaimana cara berdialog dengan entitesa langit yang tidak bisa di lakukan oleh tehnologi canggih. Selain itu santri juga bukan hanya manusia spritualitas tetapi ia juga mahluk yg aktual artinya ia sadar bahwa ia harus berbenah diri dalam memperbaiki dan mengikuti kecanggihan zaman, kemutahiran teknologi, serta harus kritis akademis. Santri tidak lagi hanya berdialog dengan kertas kuning, atau karangan-karangan ulama terdahulu, akan tetapi ia sadar bahwa ia harus berdialog dengan realitas baik sosial, politik maupun agama.

Negeri ini harus di jaga oleh santri yang memiliki militansi dan rekam jejak yang sangat heroik bagi NKRI, sebab bagi santri keutuhan negeri adalah harga mati. Melihat di era saat ini, Indonesia yang secara struktural maupun kultural sudah mulai di kepung oleh kolonialisme millenial, imprealisme global maupun paham2 sekuler dan ekstrem radikal. Maka dari itu, kaum santri harus hadir sebagai wadah perubahan, menjadi pusat kontrol sosial serta menjdi guru spiritual bangsa yang lambat laun sudah kehilangan nilai kelahirannya yang sudah mulai jauh dari konsep kemanusiaannya.

(Penulis adalah Dosen STAI Denpasar Bali)

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »