ASWAJADEWATA.COM- Silaturahmi merupakan ajang yang sangat penting guna lebih merekatkan kebersamaan dan kekompakan dalam mewujudkan cita-cita bersama suatu lembaga atau institusi. Untuk itu, menjelang mentari pagi terbit, seluruh Penyuluh Agama se-Bali secara kompak berkumpul di Renon Denpasar (Sabtu, 23/02/19).
Tentu, berkumpulnya para Penyuluh Agama di Renon memiliki tujuan yang baik dan mulia. Yaitu, silaturahmi dalam kegiatan Sapa Bersama Menteri Agama, Bapak Lukman Hakim Saifuddin. Acara yang diawali dengan senam ini, juga dihadiri oleh Bapak Wakil Gebernur Bali serta para Petinggi Kemenag Provinsi Bali.
Santai dan asyik, demikianlah yang terkesan dalam acara tersebut. Karena acara ini diformat dengan duduk bersama tanpa jarak. Bahkan, Bapak Menteri dan Wakil Gubernur pun duduk di bawah, sejajar dengan 1000 lebih penyuluh yang terdiri dari penyuluh semua Agama, PNS atau yang Non PNS.
Sesuai tema, yaitu “Moderasi Agama, Menjaga Kebersamaan Umat”, Bapak menteri Agama menyampaikan banyak hal tentang apa dan bagaimana memahami moderasi agama untuk kemudian diaplikasikan dengan tujuan menjaga kebersamaan dalam perbedaan.
Dari sekian penyampaian terkait moderasi agama dan bagaimana para penyuluh menyampaikan pesan agama kepada masyarakat, berikut empat poin yang menjadi pesan bagi penyuluh se-Bali.
- Agama itu berkarakter merangkul, membimbing dan mengajari hal-hal yang baik. Agama sejatinya memanusiakan manusia.
- Menyalahkan, menjelek-jelekkan, mengejek dan mencaci-maki, itu semua hakikatnya bukan ajaran agama.
- Penyuluh sebagai juru dakwah di tengah-tengah masyarakat harus menebarkan dakwah yang sejuk, lembut dan santun.
- Di zaman yang serba digital sekarang ini, para penyuluh harus mengisi sosial media dengan pesan-pesan yang positif. Semisal pesan singkat (video) 1 sampai 3 menit.