ASWAJADEWATA.COM |
Sepuluh tahun kok naik pangkat tiga kali. Kamu harus bersyukur jangan menggak-menggok, lurus saja. Jangan aneh-aneh diberi amanah sama rakyat, sama Allah. Dijalankan dengan baik,
Demikian nasehat Sudjiatmi kepada Jokowi saat terpilih menjadi Presiden RI di tahun 2014, seperti dilansir dari katadata.or.id.
Ucapan tersebut selain ungkapan rasa syukur juga berisi pesan kepada putranya untuk selalu menjaga amanah tanggung jawab yang tidak ringan sebagai kepala negara sebuah bangsa yang besar.
Dimana diketahui bersama sejak menjadi Walikota Solo, kemudian Gubernur DKI hingga Presiden RI, perjalanan karier Joko Widodo terbilang sangat cemerlang.
Membesarkan keempat putra putrinya dengan keterbatasan ekonomi dijalani dengan mengalir apa adanya oleh pasangan Widjiatno dan Sudjiatmi. Hingga akhirnya dapat memberi pendidikan terbaik bagi anak-anaknya sebagai keluarga pas pas-an melalui segala perjuangan.
Sudjiatmi bercerita, “Dari kecil, anak-anak saya didik yang bukan hakmu jangan kamu ambil. Jangan senang punya orang lain,” katanya, dikutip dari laman Sahabat Keluarga, portal pendidikan keluarga milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mungkin inilah yang menjadikan sosok Jokowi seperti yang kita kenal sekarang, sederhana, santun, dan perhatian terhadap kalangan masyarakat bawah. Karena memang berangkat dari keluarga yang mewakili kondisi masyarakat kebanyakan di Indonesia.
Selain berita-berita miring tentang ibunda Jokowi ini saat masa pilpres baik di 2014 maupun 2019, seperti eks anggota PKI dan lainnya yang telah terbantahkan, tidak terlalu banyak tulisan mengenai kehidupannya di media massa yang terekspos. Termasuk riwayat penyakit kanker yang selama 4 tahun terakhir dideritanya.
Begitu pun dalam sisi kehidupan religiusnya, beberapa kesaksian orang-orang dekatnya baru diungkapkan saat beliau wafat. Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta Hj Lilis Patimah masih mengingat pekan lalu ia bertemu dengan Eyang Noto, begitu ia biasa memanggil Ibunda Presiden Jokowi, Sudjiatmi, dalam rangka kegiatan doa bersama
“Jumat lalu Kami masih doa bersama Beliau di rumahnya,” terang pengasuh Pesantren Kholifatullah Singo Ludiro Mojolaban Sukoharjo itu. seperti ditulis oleh NU Online
Sementara itu, Pengasuh Majelis Taklim Jamaah Muji Rasul Putri (Jamuri) Hj Sechah, mengenang Ibu Sudjiatmi sebagai orang yang suka membaca shalawat. “Beliau juga sangat mendukung kegiatan shalawatan Jamuri, juga menjadi pengunduh rutin kegiatan Jamuri setiap tahun di bulan Rabiul Awal,” kenangnya.
Ibunda Presiden Jokowi tersebut menghembuskan napas terakhir di RS DKT Solo, Jl Slamet Riyadi Nomor 32, Purwosari, Laweyan, dalam usia 77 tahun. Jenazah dimakamkan di Pemakaman Keluarga Mundu, Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar, Kamis (26/3) siang.
Penulis: Abdul Karim Abraham
Editor: Dadie W. Prasetyoadi