ASWAJADEWATA.COM | DENPASAR
Aksi massa di depan gedung DPR RI dengan agenda tolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang dilakukan gabungan eks ormas yang menamakan diri Aliansi Nasional Anti-Komunis memicu reaksi dari berbagai kalangan. Apalagi setelah dalam aksi tersebut terjadi pembakaran bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Setelah sebelumnya respon disampaikan politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus yang menyindir ormas-ormas itu selama ini terkenal memperjuangkan sistem Khilafah yang bertentangan dengan NKRI Pancasila, namun kini seakan berteriak membela Pancasila.
Terkait hal ini, Komando Wilayah Patriot Garuda Nusantara (PGN) Provinsi Bali melalui Ketuanya H. Daniar Trisasongko, SH. M.Hum memberi pernyataan sikap Kamis (25/6).
Bertempat di kantor PGN Prov. Bali di Denpasar, H. Daniar membacakan beberapa butir pernyataan sikap organisasi yaitu;
“RUU-HIP sudah ditunda pembahasannya namun tetap dipaksakan oleh kelompok mereka, ini merupakan celah dan dijadikan alat propaganda dan penggiringan opini untuk mempengaruhi masyarakat agar membenci pemerintahannya sehingga tujuan mendirikan sistem pemerintahan yang lain seperti khilafah dapat terwujud!, maka Patriot Garuda Nusantara Bali bersikap sebagai berikut,” tegasnya.
1. Aksi yang dilakukan oleh alumni 212 beserta ormas pendukungnya tidak murni dan penuh kebohongan.
2. Dlm aksi tersebut ditunggangi oleh kepentingan politik karena terlihat jelas adanya bendera HTI dan FPI, untuk itu meminta aparat kepolisian menindak tegas pimpinan dan tokoh aksi tersebut.
3. Aksi tersebut jelas dengan tujuan menggulingkan Pemerintahan yang SAH dengan tuntutan menurunkan Presiden RI. Dan tindakan tersebut kami anggap sangat biadab.
4. Meminta kepada seluruh rakyat didaerah2 termasuk masyarakat di Bali ini tidak terbujuk dan ikut mendukung aksi tersebut.
5. Patriot Garuda Nusantara Bali akan siap berhadapan dengan kelompok Alumni 212 bila akan melakukan aksi serupa di pulau Bali.
6. Meminta kepada Pemerintah untuk membatalkan, bukan menunda pembahasan RUU-HIP untuk selama-lamanya, agar tidak ada celah bagi kelompok pengusung khilafah di negeri ini melakukan aksinya.
Demikianlah sikap kami dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Kesaktian Pancasila.
MERDEKA.
Panglima Wilayah PGN Bali Pariyadi, yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Yadi menyampaikan setelah acara, bahwa secara langsung tidak ada instruksi dari Ketua Umum Gus Nuril (PGN Pusat).
“Namun kami telah menyampaikan rencana pernyataan sikap ini kepada beliau, dan beliau mendukungnya”, ungkapnya.
Gus Yadi juga mengatakan bahwa respon PGN Bali ini murni karena melihat ada sesuatu yang ganjil dalam aksi di DPR kemarin.
“Jika aksi tersebut hanya sebatas tentang RUU HIP, maka sebenarnya itu sudah tidak perlu dilakukan. Sebab sebelumnya PBNU sebagai ormas yang jelas berideologi nasionalis sendiri dalam rilis resminya sudah menyatakan dengan tegas menolaknya. Aksi turun ke jalan yang dilakukan kemarin malah rawan menjadi pemicu konflik di akar rumput. Terlebih dengan insiden pembakaran bendera partai PDIP”, jelasnya.
Lebih lanjut, Gus Yadi melihat bahwa aksi yang mayoritas dimotori oleh kelompok eks HTI dan eks Gerakan 212 sarat kepentingan politik.
“Terbukti di akhir aksi mereka meneriakkan yel-yel ‘Turunkan Jokowi’ yang sama sekali tak terkait dengan tujuan aksi. Ini sudah kelewatan, dan kami akan selalu melawan segala usaha-usaha yang merongrong keutuhan NKRI dan pemerintah yang telah sah dipilih secara konstitusional itu”, pungkasnya
Penulis: Dadie W. Prasetyoadi