Tasyakuran Harlah PETANESIA ke 17, Momentum Bersatunya Anak Bangsa

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM | DENPASAR

Peringatan hari lahir Pencinta Tanah Air Indonesia (Petanesia) ke 17 tahun, berlangsung secara sederhana dan khidmat pada Kamis malam (27/10).

Acara yang diselenggarakan oleh DPW Petanesia Bali di DM Market, Jl Mahendradatta, Kota Denpasar tersebut merupakan kegiatan serentak yang diadakan pada saat bersamaan, dengan peserta DPP, DPW, DPC, di seluruh Indonesia.

“Kegiatan kali ini merupakan instruksi langsung dari Ketua Umum DPP Petanesia, dan kami di DPW Bali menjalankan perintah struktural tersebut” ucap Bima Prasetya selaku Ketua DPW Petanesia Bali, saat diwawancarai awak media di sela sela kegiatannya.

Dari pantauan di lokasi acara, hujan lebat sempat turun dan menunda acara beberapa menit, hingga akhirnya MC membuka acara itu.

Acara yang diawali dengan doa pembuka, dipimpin oleh Jro Penjor, Praktisi Meditasi Kata Kata, yang juga aktif di kepengurusan Petanesia Bali, bisa jadi membuat rinai hujan berangsur angsur berhenti.

Para hadirin yang terdiri dari pengurus Petanesia DPW Bali, DPC Denpasar dan Badung, terlihat memenuhi arena Tasyakuran Harlah Petanesia. Tampak di jajaran depan para tamu undangan, Ketua DFK DPW Petanesia Bali, Irjen.Pol.(Pur) I Dewa Bagus Made Suharya, Sekjen DFK DPW Petanesia Bali, Pendeta Jonathan Soeharto, Ketua Garda Petanesia Bali Romo Ainul Karim, Wakil Ketua Garda Petanesia Bali I Gusti Agung Ngurah Niryawan (Ajik Iwan) dan Sekjen GARDA Petanesia Bali Jro Andre, Ketua DFK DPC Petanesia Denpasar Ida Pandita Siliwangi Manuaba, begitu bersemangat mengikuti kegiatan.

Dalam sambutannya Ketua DPW Petanesia Bali menyatakan bahwa kini saatnya semua bersatu padu, saling menjaga dan bekerjasama.

“Acara tasyakuran dalam rangka Harlah Petanesia ini, hendaknya menjadi momentum bersatunya anak bangsa, karena di Petanesia masalah perbedaan agama, suku dan budaya, telah selesai, dan mari kita bersatu padu saling menjaga dan saling menghormati, karena kita semua cinta terhadap tanah air yang sama yaitu tanah air Indonesia”, ungkap Bima Prasetya berapi api, saat menyampaikan pidatonya.

Sementara Ketua DFK Petanesia Bali, Irjen. Pol.(Pur) I Dewa Bagus Made Suharya mengungkapkan kebanggaannya menjadi bagian dari PETANESIA.

“Saya bangga menjadi anak ideologi Habib Lutfi bin Yahya, dan Petanesia menjadi perekat bagi kita semua yang berbhineka tunggal ika,” ucap purnawirawan polri yang pernah menjabat Kapolresta Denpasar tersebut.

Acara juga diisi oleh pagelaran seni budaya, yaitu Tari Gandrung Banyuwangi dari Ikawangi Dewata, Seni Hadrah dari Lesbumi NU Denpasar pimpinan Habib Dicky Laksmana, Seni Tari Provetik dari Jemaat Gereja asuhan Pendeta Benedictus Michael, dan puncaknya Duet Klasik Kebangsaan Bopo Lianto Tjahjoputro & Intan Tjahjoputro, menjadi pesan yang kuat bahwa PETANESIA yang didirikan oleh Habib Lutfi bin Yahya, sangat menjunjung tinggi kebudayaan dan kebhinekaan.

Para tamu undangan dari paguyuban sinergis, diantaranya adalah Pontas Simamora dari Ikatan Keluarga Batak Bali (IKBB), Agustinus Winjaya dari Ikatan Keluarga Banyuwangi (IKAWANGI) Bali, Jro Ketut Winada (Paguyuban Sedulur Nusantara Dewata), dan Icha dari Srikandi Laskar Bali Shanti, terlihat hadir pula dalam perhelatan tersebut.

Bima Prasetya mengakhiri sambutannya mengatakan, “Mewakili DPW Petanesia Bali, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada para undangan yang hadir. Semoga ke depan Petanesia Bali dapat mengadakan acara yang lebih besar, dan semakin banyak para saudara setanah air Indonesia yang diundang untuk mengikuti acara.”

Sekitar pukul 22.30 WITA Tasyakuran Harlah Petanesia ke 17 secara resmi ditutup dan dilanjutkan dengan acara ramah tamah bagi pengurus Petanesia Bali.

Penulis: Haryo B Sudjatmiko | Editor: Dadie W Prasetyoadi

diunggah oleh:

Picture of Dadie W Prasetyoadi

Dadie W Prasetyoadi

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »