Team Building dan Penggalian Gagasan Sekolah Lapang Pertama di Bali

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM | GIANYAR

Desa Suwat dan Tim Teknis P3PD Lakpesdam PCNU Gianyar melaksanakan Team Building dan Penggalian Gagasan Pengurus Sekolah Lapang (24/7/2023).

Sekolah Lapang merupakan wadah yang dibuat bagi warga desa untuk dapat saling belajar, berbagi, memberikan aspirasi dan inspirasi sehingga nantinya menjadi usulan-usulan yang dapat disampaikan pada Musyarawah Desa.

Desa Suwat merupakan satu dari empat desa di Kabupaten Gianyar yang terpilih untuk mendapatkan pendampingan sebagai Desa Inklusi. Pada Juli 2023, untuk pertama kalinya di Bali diadakan pertemuan antara pengurus sekolah lapang.

Kegiatan ini merupakan kegiatan pertama Pengurus Sekolah Lapang setelah sebelumnya ditetapkan melalui Surat Keputusan Perbekel Nomor 45 Tahun 2023 tentang Pengurus Sekolah Lapang.

Pengurus Sekolah Lapang Desa Suwat terdiri dari kelompok perempuan, kelompok disabilitas, kelompok marginal dan rentan, tokoh agama dan adat hingga perangkat desa. Pengurus Sekolah Lapang hadir dengan unsur komponen tersebut dalam Team Building dan Penggalian Gagasan yang dilaksanakan di Ruang Rapat Kantor Perbekel Desa Suwat.

Kegiatan dimulai dengan pembukaan. Sambutan dalam pembukaan disampaikan oleh Perbekel Desa Suwat.

Sambutan Perbekel Desa Suwat, Gianyar.

Dalam sambutannya, ia menyebutkan bahwa Desa Suwat telah melakukan berbagai kegiatan yang inklusif sehingga tidak seorang pun di Desa Suwat yang ditinggalkan dalam pembangunan desa.

“Desa Suwat telah rutin melakukan Posyandu Jiwa, pemberian BLT, kegiatan posyandu lansia, pemberian PMT, dan sebagainya. Artinya Desa Suwat telah melakukan kegiatan yang inklusif”, jelas Perbekel.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Koordinator Tim Teknis P3PD, yqng menyebutkan bahwa Kegiatan Team Building Desa Suwat merupakan Kegiatan Team Building dan Penggalian Gagasan Sekolah Lapang yang pertama di Bali.

“Maka kami harapkan, Desa Suwat dapat menjadi percontohan bagi desa lainnya di Gianyar secara khusus, dan desa lainnya di Bali secara umum”, katanya.

Materi pertama dalam kegiatan itu disampaikan oleh Dewa Putu Sukabawa, Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Gianyar. Materinya bertema; “Urgensi Inklusifitas Desa”.

Dirinya memaparkan bagaimana sikap-sikap inklusif bisa jadi sangat sederhana. Misalnya pemilihan lokasi kegiatan. Pemilihan lokasi yang dapat diakses oleh pengurus yang disabilitas, merupakan adalah langkah inklusi yang telah dilakukan desa Suwat.

Selain itu, di akhir sesi ia juga berdialog dengan pengurus sekolah lapang dari kalangan disabilitas. Ia bercerita bagaimana ia berdaya secara mandiri sebagai pengukir meski memiliki keterbatasan fisik.

Kegiatan dilanjutkan dengan ‘Bermain Peran’. Setiap peserta diberikan masing-masing peran-peran yang ada di desa secara acak. Mereka diminta menganalisis apakah mereka terlibat dalam penyelenggaraan Musyawarah Desa dan lainnya. Peserta sangat antusias, terlebih banyak peran yang menimbulkan gelak tawa dan keseruan selama proses bermain.

Setelahnya, peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok, yakni kelompok Perempuan, kelompok Disabilitas, dan kelompok rentan untuk dapat memberikan aspirasinya terkait gagasan kegiatan-kegiatan sekolah lapang ke depan.

Kegiatan team building dan diskusi.

Mereka berdiskusi terkait usulan kegiatan hingga hambatan dan kemudian mempresentasikan ke semua pengurus terkait usulan dari masing-masing kelompok.

Terakhir adalah penyampaikan materi oleh Desak Triasih, Koordinator Pendamping Desa Kecamatan Gianyar. Ia menyampaikan materi tentang “Desa Milik Semua”. Materi diawali dengan menyanyikan lagu Desaku yang Kucinta, hal ini tentu menarik para peserta untuk bernyanyi bersama.

Masing-masing peserta diberi kesempatan untuk mendefinisikan makna desa, orang yang ada di desa, dan harapannya terhadap desa di atas kertas note berwarna-warni.

Jawaban unik dan tulus yang beragam dari peserta, menunjukkan betapa makna desa  bagi masyarakatnya.

Kegiatan diakhiri dengan berfoto bersama antara pengurus sekolah lapang dan para narasumber.

Saat ditanya terkait kesan dalam kegiatan Team Building, salah satu pengurus mengaku senang bahkan merasa tak sabar dengan kegiatan selanjutnya yang akan diadakan oleh Sekolah Lapang.

Penulis: Fajri Zulia Ramdhani | Editor: M. Ihyaul Fikro’

 

diunggah oleh:

Picture of Muhammad Ihyaul Fikro

Muhammad Ihyaul Fikro

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »