ASWAJADEWATA.COM – Ustadz Abdul Shomad didampingi Ust Arif Hasanul Muna, Ust Afifudin Jombang dan rombongan berkunjung ke kediaman Maulana Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan dan ditemui langsung oleh beliau (8/2).
Selain bersilaturahmi, UAS juga menunjukkan silsilah sanad Thariqoh dari buku karya kakeknya yang telah ditahqiq muqabalah dengan beberapa kitab tasawuf.
Tidak menduga ternyata Habib Luthfi sangat senang dan memeluknya dengan memanggilnya Syaikh Abdus Shamad. Dari detik itulah Habib Luthfi Bin Yahya memproklamirkan harus memanggil dengan panggilan Syaikh Abdus Shamad (tidak boleh dipanggil Ustadz lagi, karena seperti tidak ulama NU, kata Habib Luthfi).
Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam itu Habib Luthfi Bin Yahya sangat mengharap kepada Syaikh Abdus Shamad untuk siap ikrar membesarkan NU. Kader NU yang sudah kapabel dan punya segalanya, bahkan tidak hanya ilmu yang mumpuni, tapi nasab yang tinggi dari kakeknya Syaikh Abdurrahman, ulama Riau, seorang mursyid Thariqah Syatthariyah di Sumatra.
Sekalipun Syaikh Abdus Shamad, sebelumnya telah baiat dua thariqah, Syatthariyah dan Naqsyabandiah, namun Habib Luthfi Bin Yahya menyarankan mengamalkan wiridan thariqah Naqsyabandiyah dan membaiatnya lagi.
“Kita butuh persatuan ulama perekat umat, bukan malah cari perbedaan. Sekalipun ada orang NU yang tidak sejalan dengan antum, biarkan. Kalau NU tidak mau antum, akan saya masukkan di struktur pengurus JATMAN NU (Jam’iyah Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah). Antum siap kan?” Tanya Habib Luthfi kemudian.
Kemudian dijawab oleh Syaikh Abdus Shamad, “Hadir u’murni ya Maulana.”
Kunjungan/ziarah ini menjadikan Syaikh Abdus Shamad, seperti kembali pulang ke pangkuan ulama Nahdliyin asli habitat Ahlussunnah an-Nahdliyah, terbukti diubahnya panggilan “Ustdz” menjadi “Syaikh”, baiat Thariqah dan diskusi Sanad Thariqah Mu’tabarah An-Nahdliyah.
Setelah pertemuan dirasa cukup UAS berpamitan dengan memeluk erat Maulana Habib Luthfi bin Yahya. Semoga pertemuan ini membawa keberkahan bagi semua, Allahuma amiin.
(Sumber: KH. Fadlolan Musyaffa Mu’thi)