ASWAJADEWATA.COM | DENPASAR
Menanggapi kejadian tidak menyenangkan dialami oleh sahabat Banser dari Satuan Koordinasi Rayon ( Satkoryon) Sukmajaya saat melintasi Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (10/12) kemarin, Ketua PW GP Ansor Provinsi Bali angkat bicara.
Seperti diketahui bersama dari video viral berdurasi 1.02 menit tersebut, dua orang anggota Banser yang sedang mengendarai motor kemudian dihadang oleh orang yang tidak dikenal. Mereka diminta untuk menunjukkan KTP dan diminta bertakbir untuk menunjukkan keislaman yang diyakininya. Tidak sampai disitu saja, sahabat Banser tersebut juga dikata-katain binatang dan kata-kata kasar lainya oleh pelaku.
“Mony*, mana KTP lu? Gua mau lihat, lihat. Mana sini? Ngapain di Jakarta, tanah gua Betawi. Lu mau ngapain? Lu takbir dulu ama gua. Lu Islam bukan? Ya udah takbir. Buat apa lu? Kafir dong lu? Ntar dulu. Lu takbir dulu kalau Muslim. Orang Islam itu harus takbir. Lu nggak usah ngajarin gua. Ntar dulu. Lu nggak bisa pulang, enak aja. An* lu,” hardiknya dalam video tersebut.
Perlakuan tersebut sontak menuai reaksi dari masyarakat dari kalangan Ansor sendiri. Pimpinan Wilayah Ansor Bali, H. Yunus Naim menyayangkan kejadian tersebut. Namun demikian H. Yunus mengaku terkesan dengan sikap Banser yang tetap tenang dan tidak membalas perbuatan orang tidak dikenal tersebut.
“Pertama kita menyesalkan terjadinya persekusi tersebut yang tidak seharusnya terjadi, apa motifnya kita tdk tahu. Kedua, kita salut dengan Banser yang telah menunjukkan sikap dewasa. Ia tidak terpancing emosinya meskipun dikata-katain dengan kalimat yang tidak pantas, akan tetapi ia tetap sabar dan memilih tidak meladeni orang yang sedang marah,” kata Ketua PW Ansor Bali.
“Itulah akhlak yang luhur, akhlak seperti itulah yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Tidak jarang Rasulullah SAW menghadapi, menerima cercaan dan cacian dari orang-orang yang tidak suka dan tidak mendukung dakwahnya. Akan tetapi Rasulullah SAW tetap sabar dan mendoakan orang yang telah berbuat aniaya bahkan memaafkan. Dan apa yang diperlihatkan oleh sahabat Banser adalah bagian dari dakwah. Dakwah bil hal artinya tetap menunjukkan sikap yang terpuji saat dirinya dihinakan dengan cacian.”
“Diamnya Banser bukan karena takut melainkan karena tidak ingin meladeni orang yang sedang marah,” pungkasnya.
Reportase: Muhammad Muhlisin
Editor: Dadie W. Prasetyoadi