Saturday 27th April 2024,

Habib Ba’agil Berkisah: Ada Ulama Besar Merasa Lebih Hina dari Anjing

Habib Ba’agil Berkisah: Ada Ulama Besar Merasa Lebih Hina dari Anjing
Share it

ASWAJADEWATA.COM |

Saya mengingatkan kepada semua orang, khususnya para dai, para ulama, para habaib. Kembalilah kepada asas kakek-kakek kita. Diantaranya al-Habib Abu Bakar al-Adni. Beliau itu ketika usia 6 tahun, sudah hafal Alquran, usia 11 tahun diangkat menjadi mujtahid mutlak atau menjadi dewan fatwa imam besar Mekah dan Madinah. Ketika di usia 11 tahun itu, dipanggil oleh ayahandanya, beliau juga termasuk gurunya.

“Putraku, Abu Bakar, engkau 6 tahun hafal Alquran, 7 tahun engkau hafal 10.000 hadits, umur 10 tahun menghafal ratusan ribu hadits, dan sekarang engkau menjadi pemimpin ulama Mekah dan Madinah. Engkau aku larang untuk berdakwah, engkau aku haramkan mengajar. Nggak boleh engkau berdakwah, mengajar, akan menimbulkan perpecahan, jika engkau tidak bisa menjawab satu pertanyaanku ini”.

“Carilah orang yang lebih hina darimu! Jika engkau bisa mencari orang yang lebih hina darimu berarti engkau mengamalkan ilmu dan engkau pasti bisa mengarahkan dia. Apakah ada orang yang lebih hina darimu? Cari subyek orang yang akan engkau dakwahi, siapa orangnya?”

Al-Habib Abu Bakar mengikuti perintah ayahandanya, “Baik wahai ayahanda, wahai guruku”.

Beliau (Abu Bakar) keluar mencari orang yang diminta ayahandanya. Dilihat ada orang usia 50 tahun. “Nah, ini usia 50 tahun lagi baca Alquran, lagi belajar. Ini orang yang gradenya di bawah saya. Ini harus saya dakwahi”.

Namun akhirnya mengatakan, “Ah, nggak. Dia lebih mulia dariku. Meskipun usianya 50 tahun, tapi dia masih semangat belajar. Engak, bukan dia. Dia lebih mulia dari saya”.

Kemudian beliau bertemu dengan orang yang salat di samping kasir. “Nah, ini harus saya dakwahin. Masa salat sampai bisa di samping kasir, harus ke masjid dong. Ini yang harus saya dakwahin agar dia mau semangat ke masjid”.

Namun beliua Kembali mengatakan, “ndak ndak. Dia masih salat dan dia menacari rizki yang halal. Kalau saya belum tentu, saya akan mendapat rizki seperti dia. Ah, enggak, dia lebih mulia dari padauk”.

Lalu beliau bertemu dengan orang yang lagi nenteng minuman keras. “Nah, ini mabuk”. Tapi kata beliau, “Endak-ndak ndak. Dia memang lagi nenteng minuman keras tapi bisa jadi nanti malam dia mendapatkan hidayah, mendapatkan petunjuk, dia menjadi walinya Allah, dan aku yang disesatkan menjadi dia”.

Akhirnya beliau pun pulang dengan menangis. “Saya nggak bisa dakwah ini. Waduh, nggak bisa ngamalkan ilmu, karena semua orang ini adalah baik”.

Pada akhirnya beliau menemukan bangkainya anjing. “Nah, saya amalkan ilmu saya pada bangkai anjing ini dari pada saya tidak bisa mengamalkan kepada manusia”. Namun beliau mengatakan, “Ah ndak, anjing memang sudah mati, dia najis menurut agama saya, tapi yang namanya anjing tidak pernah melakukan maksiat kepada Allah”.

*Bersumber dari podcast Daddy Corbuzier (01/03/2022)

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »