Friday 19th April 2024,

Ide Khilafah Tidak Sejalan dengan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

Ide Khilafah Tidak Sejalan dengan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin
Share it

ASWAJADEWATA.COM | JEMBRANA

Indikasi transformasi gerakan Khilafah pasca dibubarkannya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) semakin menguat. Gerakan ini, mempengaruhi generasi muda atau generasi milenial. Terutama santri. Karena itu, Lingkar Pemuda Jembrana (LPJ) menggelar pengajian umum dengan para santri di Jembrana, di Pondok Pesantren Nurul Ikhlas (Nuris), Desa Banyubiru, Negara, Jumat (31/1).

Ketua LPJ, Indra Wijaya menjelaskan bahwa upaya menangkal sekaligus membekali Santri Millenial adalah langkah yang tepat. Dengan itu LPJ mengusung tema ‘Membentengi Santri Milenial dari Pengaruh Paham Khilafah Melalui Peningkatan Akhlakul Karimah‘ dan menghadirkan KH. Drs. Fathur Rahim Ahmad, pengasuh Pondok Pesantren Nuris sebagai penceramah yang bertajuk Pengajian Umum.

“Ini langkah nyata dari kami untuk melawan ide-ide khilafah yang jelas tidak sejalan dengan Islam rahmatan lil ’alamin,” jelasnya.

KH. Fathur menjelaskan, Kaum milenial diartikan sebagai generasi muda yang lahir sebelum 2000, kira-kira lahir pada 1981-1995. Pada era ini, komputer baru mulai muncul. Diikuti kemajuan teknologi modern lain, seperti; internet dan smartphone. Sedangkan makna khilafah, berasal dari ayat dalam Alquran; Allah menciptakan manusia sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi.

’’Makna lainnya adalah Kita tidak berkelahi karena masalah sistem. Kita tinggal hidup rukun dan damai dengan naungan sistem yang sudah ada. Itu harus dimulai dari para santri,” terangnya saat memaparkan materi.

Berbicara mengenai bentuk negara dan pemerintahan, jelasnya, dapat menggunakan sistem apapun tetapi misi Islam tersampaikan. Yaitu, membawa rahmat bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil ’alamin). Sehingga, tercipta kehidupan yang aman, damai, dan makmur. Karena penerapan sistem apapun pada negara, tujuannya untuk keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan umum.

’’Para santri harus punya peran dalam mewujudkan itu, dengan sistem sekarang ini, bangsa kita sudah memenuhi syarat sebagai negara yang aman, nyaman, dan sejahtera. Tinggal bagaimana Kita berlaku adil,” paparnya.

Mengenai akhlakul karimah, salah satunya adalah perilaku yang tidak menyakiti orang lain dan sekitarnya. Juga, tanpa membedakan dan memandang suku, ras, dan golongan tertentu. Karena itu, sambungnya, perlu dipahami bahwa, Islam sudah mengatur tentang akhlak dari hal paling kecil. Maka, terapkanlah apa yang disunahkan dalam perilaku atau aktivitas sehari-hari.

’’Prinsip Islam dalam bergaul, seperti magnet kebaikan. Menarik orang sekitarnya, mengajak kepada kebaikan,” pungkasnya.

Penulis : Ahmad Wildan
Foto : Sabda Ali
Editor: Dadie W. Prasetyoadi

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »