ASWAJADEWATA.COM |
Oleh: Dadie W. Prasetyoadi
Saat ditunjuk oleh Pengurus Cabang NU Gianyar, Bali, untuk menjadi sekretaris MWC NU Blahbatuh mendampingi Ketua Tanfidziyah nya Gutoyo Usman pada tahun 2007, menjadi awal khidmah Jogo Purwoko di dalam struktural NU Gianyar. Penunjukan dirinya tersebut untuk menggantikan sekretaris sebelumnya yang pindah domisili di luar kabupaten Gianyar.
Sejak saat itu pria asal Purworejo, Jateng ini banyak terlibat dalam aktifitas kegiatan NU Blahbatuh hingga satu periode penuh masa kepengurusan sampai tahun 2012.
Pada periode berikutnya, Ketua sebelumnya yaitu Gutoyo Usman ditunjuk oleh PCNU Gianyar untuk mengurusi Lembaga Seni Muslim Indonesia (Lesbumi), salah satu lembaga yang baru dibentuk di PCNU Gianyar. Jogo pun akhirnya menggantikan posisinya sebagai Ketua MWC NU Blahbatuh hingga sekarang.
Saat ini, selain tugasnya sebagai Tanfidziyah MWC NU Blahbatuh yang harus terlibat di seluruh kegiatan lembaga dan banomnya, Jogo juga diminta untuk memperkuat jajaran kepengurusan PCNU Gianyar sebagai Wakil Ketua LDNU Gianyar. Karena memang di kabupaten ini jumlah masyarakat Nahdliyin lebih sedikit dan terbatas dibanding kabupaten lainnya di Bali, sehingga banyak pengurus yang harus merangkap jabatan.
Selain berkegiatan di struktural NU Gianyar, Jogo juga menjadi salah satu Ketua di MUI Gianyar, kemudian juga di BWI Gianyar sebagai Divisi Pengawasan dan Tata Kelola. Sedangkan sehari-harinya dirinya bekerja sebagai pegawai di Perumda Air Minum Tirta Sanjiwani Gianyar.
Sebagai Ketua Tanfidziyah MWC NU Blahbatuh yang memiliki tanggung jawab untuk menghidupkan dan mengembangkan NU di wilayahnya, dirinya membentuk Ranting-Ranting yang belum ada disana dan mengajak warga Nahdliyin Blahbatuh untuk menggalakkan kegiatan atas nama NU dan juga Banom-Banomnya. “Hal ini pada awalnya memang tidak mudah, tapi lambat laun mereka bisa menerima dengan baik,” kata Jogo.
“Karena walau secara amaliyah, kegiatan warga NU di Blahbatuh sendiri sebenarnya sudah berjalan, hanya saja tidak atas nama NU tetapi atas nama Majelis Taklim. Inisiatif untuk merubah menggunakan wadahnya sesuai AD ART NU struktural lewat Ranting yang dibentuk ini oleh sebagian masyarakat awam dianggap dapat memecah belah organisasi yang sudah lebih dulu ada disana,” ungkapnya lagi.
Kini MWC NU Blahbatuh secara mandiri telah mengupayakan pengadaan Sekretariat bersama dengan lembaga dan banomnya. kantor Sekretariat ini dilengkapi dengan studio untuk berkegiatan sehari-hari sebagai sarana publikasi syiar di media digital seiring tuntutan jaman di era saat ini.
“Kegiatan yang kita lakukan disini jika diperlukan sekarang dapat langsung disiarkan live melalui medsos facebook dan youtube. Agar jangkauannya ke masyarakat Nahdliyin lebih luas lagi mengikuti perkembangan platform media teknologi informasi yang digemari masyarakat,” terangnya.
Terakhir Jogo mengatakan bahwa peran dan kontribusi NU di Bali utamanya selain menguatkan jamiyah, juga untuk membantu pemerintah dalam hal pendidikan masyarakat. tidak hanya pembangunan fisik serta mental masyarakat, tetapi juga semangat menjaga perdamaian dan keutuhan NKRI.