Saturday 20th April 2024,

Tarawih Pertama dan Nyepi Bersamaan; Jalan Tengah Toleransi Sejati di Bali

Tarawih Pertama dan Nyepi Bersamaan; Jalan Tengah Toleransi Sejati di Bali
Share it

ASWAJADEWATA.COM |

Oleh: Muhammad Taufiq Maulana

Bulan Ramadhan tahun 2023 akan terasa berbeda di Bali. Karena malam pertama salat Tarawih bertepatan dengan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Çaka 1945.

Hari Raya Nyepi di Bali, memang benar-benar sepi. Suasana yang biasanya ramai dengan hiruk pikuk perkotaan, menjadi sepi dan sunyi. Saat mentari mulai merangkak di ufuk timur, semuanya menjadi hening. Tidak ada suara bergemuruh mengisi ruang dan waktu.

Setiap aktifitas, terutama aktifitas yang dilakukan di luar rumah, semuanya diliburkan. Perkantoran, mall, pertokoan, pasar, lembaga pendidikan, dan semua yang menjadi tempat orang-orang bekerja sementara ditutup. Semua kegiatan apapun ditiadakan di Hari Raya Nyepi.
Prinsipnya tidak ada aktifitas di luar rumah. Semua orang berdiam di rumah masing-masing, atau sebagian ada yang memilih keluar dari pulau Bali, dijadikan kesempatan berlibur atau bersilaturrahim dengan keluarga di luar Bali.

Dan sangat lebih terasa sepi dan sunyi setelah matahari terbenam. Seluruh wilayah Pulau Seribu Pura ini seolah ditelan kegelapan malam, karena tidak ada cahaya lampu yang hidup memancar, memang benar-benar sepi dalam gelap. Demikianlah kondisi Bali saat merayakan Hari Raya Nyepi.

Bagaimana dengan malam pertama salat Tarawih yang bertepatan dengan malam Nyepi di Bali? Tradisinya, malam pertama Tarawih di bulan Ramadhan merupakan ‘euforia’ umat muslim menyambut kehadiran bulan suci nan mulia. Umat muslim berbondong-bondong datang ke masjid atau musholla untuk menunaikan salat Tarawih malam pertama bulan Ramadhan.

Kehadiran Bulan Ramadhan memang selalu dinantikan bagi umat muslim. Bertemunya kegembiraan yang bersumber dari kerinduan mendalam, membuat awal Ramadhan semarak. Suasana itu tampak dalam keramaian di jalan-jalan menuju tempat ibadah. Di kampung-kampung atau desa dan kota, semua umat muslim kompak ramai-rama mendatangi masjid atau musholla. Terlebih di malam pertama.

Demikian tradisi yang berlaku di malam pertama bulan Ramadhan. Namun bagaimana jika malam pertama bertepatan dengan malam Nyepi Umat Hindu; Apakah Muslim di Bali sama sekali tidak boleh menunaikan salat Tarawih di malam pertama di musholla atau masjid? Atau, agar benar-benar sepi umat Muslim dilarang melaksanakan salat Tarawih? Atau sebaliknya, Muslim di Bali tetap berbondong-bondong salat Tarawih di musholla atau masjid sebagaimana di daerah luar Bali?

Jawabannya tentu tidak dan tidak; tidak ada larangan salat Tarawih di masjid atau musholla apalagi larangan melaksanakan salat Tarawih, dan tidak ada umat Muslim yang akan berbondong ramai ke masjid atau musholla.

Antara umat Muslim dan Hindu di Bali membuat kesepakatan jalan tengah, agar sama-sama menunaikan ajarannya sesuai ketentuan hukumnya masing-masing. Bagi umat Hindu tentu memberlangsungkan Hari Raya Nyepi dengan kondisi sepi sebagaimana yang telah tergambar di awal. Sementara bagi umat muslim diperbolehkan salat tarawih di masjid atau musholla dengan ketentuan yang disepakati.

Demikianlah toleransi sejati yang terwujud di Bali. Tidak ada pelarangan apalagi penolakan. Justru kesempakatan yang didasarkan pada prinsip toleransi. Umat Hindu menghormati umat Muslim, pun demikian umat Muslim menghargai saudara Hindu dalam merayakan Nyepi.

Sejatinya, setiap ajaran agama tidak ada yang melarang apalagi menganggu agama lain. Meski jika terjadi pelaksanaan di waktu yang bersamaan, pasti ada jalan tengah untuk tetap sama-sama menunaikan ajarannya masing-masing dengan kondisi aman dan nyaman.

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »