ASWAJADEWATA.COM
Zakat fitrah yang ditunaikan keluarga Habib Luthfi Pekalongan semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Tak hanya dalam hitungan kwintal zakat fitrah yang dibayarkan. Bahkan, totalnya sudah menyentuh ton sejak beberapa tahun terakhir.
“Tahun 1441 Hijriyah ini, Habib Luthfi bin Yahya mengeluarkan zakat fitrah sejumlah 230 ton beras,” ujar H Ahmad Tubagus Surur, salah seorang santrinya kepada NU Online, Sabtu (23/5) malam.
Apa yang mendasari Habib Luthfi setiap tahun berzakat fitrah selalu melebihi ukuran yang semestinya? Rais ‘Aam Idarah ‘Aliyah Jami’yah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (Jatman) ini menyampaikan, dirinya setiap malam takbiran Hari Raya Idul Fitri memberikan zakat fitrah kepada anak-anak yatim, para janda, dan orang-orang miskin.
“Ada beberapa peristiwa yang menjadi asbabnya. Antara lain, pada tahun 1965 saya mondok di Bendokerep Cirebon, Jawa Barat. Saya selalu puasa Dahr, yakni puasa terus-menerus dan hanya berhenti pada hari-hari yang diharamkan. Setiap hari saya hanya buka dan sahur mentimun rebus. Beberapa tahun kemudian, hanya ketela pohon 3 ruas jari untuk buka dan sahur,” tuturnya.
Suatu ketika pada tengah malam, Habib Luthfi mendengar sayup-sayup suara tangisan bayi yang menyayat hati. Semakin lama, tangisan itu semakin kencang. Kemudian, dirinya keluar kamar mencari sumber suara.
Ia pun berjalan menembus kegelapan malam menyeberangi sungai. Langkahnya kemudian terhenti di sebuah gubug di pinggir sungai. Ternyata, itu rumah seorang janda yang baru ditinggal suaminya.
“Saya mengetuk pintu dan bertanya pada ibunya. Adik kenapa, Bu? Sakit, jawab sang ibu. Tetapi, saya tidak percaya karena tangis anak tersebut tidak wajar. Kemudian saya dekati anak yang masih dalam gendongan ibunya itu,” ujarnya.
Menurut Habib Luthfi, ternyata anak tersebut kelaparan karena sejak pagi belum makan. Mengetahui hal itu, ia pun lari ke pondok untuk mengambil dua ruas ketela pohon persediaan sahur untuk diberikan kepada anak tersebut.
“Nah, ketika saya mengacungkan ketela anak tersebut langsung merebut dan memakannya dengan lahap,” tutur Habib Luthfi.
Melihat kejadian memilukan itu, tak terasa air matanya mengalir deras seraya berdoa, ‘Ya Allah, jika Engkau berikan padaku pangkat apapun, aku mohon perkenankanlah diriku untuk memberi santunan kepada anak-anak yatim setiap malam hari raya’.
“Alhamdulillah, doa saya dikabulkan oleh Allah SWT. Setiap malam hari raya, saya mengantarkan sendiri beras zakat kepada mereka. Bahkan, sering saya ikut memanggul sendiri,” bebernya.
Bahkan, sejak diberi kelebihan rezeki oleh Allah SWT dari tahun ke tahun zakat fitrah yang dikeluarkan selalu bertambah dari beberapa kwintal menjadi beberapa ton, puluhan, bahkan kini ratusan ton dikeluarkan habib bernama lengkap Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya ini.
Tubagus Surur menyampaikan, apa yang disampaikan Habib Luthfi sehingga mengeluarkan zakat fitrah melebihi ukurannya sejatinya bukan melihat jumlah zakat yang dibayarkannya, melainkan sikap kepeduliannya kepada sesama yang harus ditiru.
“Lebih-lebih saat bangsa Indonesia dilanda pandemi Covid-19, sikap kedermawanan dan keteladanan dengan peduli sesama yang harus dikedepankan,” tandas
Tubagus. Sebelum menyalurkan sejumlah zakat fitrah tahun 1441 Hijriyah, Habib Luthfi yang juga Ketua Forum Ulama Sufi Dunia ini mengatakan, apa yang dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat komitmen kebangsaan di tengah pandemi Covid-19.
“Saya berzakat ini semata-mata untuk memperkuat komitmen kebangsaan di tengah pandemi Covid-19. Kebangsaan kita jangan sampai goyah. Meski virus Corona menerpa masyarakat kita, Indonesia harus kuat,” tegasnya. (NU Online)