ASWAJADEWATA.COM |
Sejarah adalah akar membangun peradaban. Siapa pun yang melupakan sejarah akan sulit membangun peradaban. Meski bisa, peradaban tidak mampu berdiri kokoh. Sekali lagi, karena sejarah adalah akar peradaban.
Sudah seharusnya para generasi peradaban menggali sejarah, demi membangun masa depan peradaban yang kuat-kokoh. Terutama sejarah tentang para pendahulunya yang telah memperjuangkan agama, bangsa dan Negara.
Inilah yang diharapkan oleh Ahmad Baso kepada generasi sekarang. Sebagaimana yang ia tulis di akun facebook pribadinya, “Tokoh-tokoh penggerak NU di Bali dan Lombok tahun 1955.
“Masih adakah yang mengingat dan mengenal mereka? Ataukah nama dan jasa jasa mereka untuk Aswaja dan NU sudah terkubur di sana?” tulisnya.
Melalui status facebooknya itu, Ahmad Baso sangat berharap agar kita semua sebagai generasi hari ini harus melawan lupa dengan menggali, meneliti dan menulis sejarah yang ada di sekitar atau daerah kita.
Penulis yang fokus menulis tentang Islam Nusantra ini secara tidak langsung meminta kepada generasi di Bali agar menulis tentang sejarah para tokoh terdahulu.
Di akun facebook yang diunggah pada tanggal 18 Desember 2020 itu, Ahmad Baso menyebutkan beberapa tokoh penggerak NU di Bali tahun 1955. Yaitu:
1. R.M. Ali Mansur di Singaraja
2. R.M. Moh. Kamil di Singaraja
3. S. Ali Bafaqih di Negara
4. Asmuni di Denpasar
5. Saifuddin di Negara
6. R. Hasim Wirjokusumo
Enam tokoh penggerak Nahdlatul Ulama di Bali pada tahun 1955 tersebut, sangat penting untuk ditulis agar generasi tidak lupa. Sekaligus memiliki rujukan atau sanad khususnya warga NU di Bali untuk menyampaikan dakwah Islam rahmatan lil’alamin. Untuk keenam tokoh, lahumul fatihah.
Penulis: M. Taufiq Maulana
Editor: Dadie W. Prasetyoadi