Saturday 20th April 2024,

Memahami Wudhu’ dengan Pendekatan Ilmu Fisika

Memahami Wudhu’ dengan Pendekatan Ilmu Fisika
Share it

ASWAJADEWATA.COM

وعن أبي هريرة – رضي الله عنه – : أنَّ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( ألا أدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الخَطَايَا ، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ ؟ )) قَالُوا : بَلَى يا رَسُول اللهِ ؟ قَالَ : (( إسْبَاغُ الوُضُوءِ عَلَى المَكَارِهِ ، وَكَثْرَةُ الخُطَا إلَى المَسَاجِدِ ، وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ ، فذَلِكُمُ الرِّبَاطُ فذَلِكُمُ الرِّبَاطُ )) رواه: مالك، والترمذي، وابن ماجه، بمعناه

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw. mengatakan, ”Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu (amal) yang dengan sesuatu tersebut Allah akan menghapuskan dosa-dosa dan akan mengangkat derajat”. Mereka (para sahabat) merespon, “Ya, Rasulullah”. Lalu Rasulullah menjawab, “Sesuatu itu adalah menyempurnakan wudhu’ pada waktu-waktu yang sulit, memperbanyak langkah menuju masjid, dan menunggu waktu shalat setelah menunaikan shalat. Hali itu merupakan benteng. Hal itu merupakan benteng. Hal itu merupakan benteng”. [HR. Malik, Turmudzi, dan Ibnu Majah, beserta artinya]

Hadits di atas menginformasikan kepada kita, bagaiamana satu perbuatan yang bisa menghapus dosa-dosa dan juga mampu mengangkat derajat. Perbuatan itu salah satunya adalah menyempurnakan wudhu’ pada waktu-waktu yang sulit, seperti ketika hawa yang dingin dan ketika ada musibah atau masalah. Dalam hadits tersebut, ada ungkapan فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ yang diulang sampai tiga kali. Ini menunjukkan bahwa wudhu’ adalah salah satu benteng keselamatan diri dari maksiat. Penjelasan kekuatan spiritual wudhu bisa diklasifikasi sebagai berikut.

Memahami wudhu’ dengan pendekatan ilmu fisika

Salah seorang ulama Maroko, Imam Zarru’ mengatakan, alwudhu’ shilahul mu’min. Kalimat ini oleh sebagian orang sempat dipahami hadits Nabi. Tapi yang benar bukan hadits, melainkan kalamnya ulama’.

Rupanya kalau dianalisa, ini berhubungan dengan kekuatan spiritual wudhu’. Ketika setan disifati oleh Rasulullah, setan itu masuknya ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Karena sifatnya setan api. Api kalau kita kaitkan dengan ilmu fisika wujudnya seperti gas. Wujud setan dikira-kira, jika pendekatannya secara fisika mungkin sperti itu. Setan masuk ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Karena unsurnya darah bisa ditempeli oleh unsurnya api. Lalu dari mana masuknya setan ke dalam tubuh manusia? Masuknya adalah melalui lubang pori-pori.

Ketika manusia berwudhu’; dibasuh atau diusap dengan air dan ada nilai ibadahnya. Pertama secara fisik, lubang pori-pori akan menutup. Berbeda ketika berwudhu’, pori-pori kita akan lebih mengecil, merapat, bahkan menutup. Di sini akan menghambat setan masuk. Apalagi jika dibarengi dengan berpuasa. Ketika berpuasa, kerjanya darah lebih pelan, tidak seperti biasanya ketika tidak berpuasa. Ini juga bisa menghambat masuknya setan ke tubuh kita.

Tapi ada yang lebih dari itu. Ada kekuatan yang Allah berikan, ada tentara-tentaranya Allah yang secara khusus Allah berikan. Mungkin ini hanya diberikan kepada orang yang ahli mukasyafah, bagaimana wudhu itu seperti perisai yang membentengi seorang mukmin atau seperti baju besi.

Kekuatan wudhu’ bagi wajah

Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa ketika seseorang memiliki wudhu, lobang pori-porinya akan mengecil, menyempit, bahkan bisa menutup. Dewasa ini marak sabun-sabun yang hasiatnya untuk memperkecil lobang pori-pori. Menurut para aktifis salon kecantikan, lubang pori-pori yang membesar akan merusak kehalusan dan kelembutan wajah, dan tentu kecantikan atau ketampanan seseorang menjadi berkurang.

Oleh sebab itu, saat ini banyak sekali iklan sabun-sabun wajah yang menyatakan sabun tersebut bisa memperkecil lubang pori-pori dan menyumbat pori-pori. Tentu, obyek iklan tersebut tertuju pada orang-orang yang wajahnya berlubang karena pori-pori yang membesar. Bagi mereka yang selalu bergantung pada sabun-sabun pembersih wajah, akan mencari sabun tersebut untuk mengobati wajahnya. Namun, bagi mereka yang menyadari bahwa wudhu’ memiliki kekuatan yang bisa memperkecil pori-pori, mereka akan mengobatinya dengan terus-menerus berwudhu’. Baiknya, memakai sabun wajah kemudian disusul dengan wudhu’.

Memang, secara kasat mata sabun juga memiliki kekuatan yang menampakkan kecantikan atau ketampanan seseorang. Namun, kecantikan dan ketampanan tersebut sebatas tampak di mata saja. Sementara wudhu’ memiliki kekuatan yang melebihi dari sabun-sabut tersebut. Wudhu’ tidak hanya menampakkan saja, bahkan memancarkan. Memancarkan di sini berarti ada cahaya dari dalam yang mencuat keluar sehingga wajah seseorang tidak hanya tampak di mata namun juga terasa ke dalam jiwa dan hati.

Jika diukur lebih dalam antara wajah yang dipoles dengan sabun atau bedak dengan wajah yang dibasuh dengan air wudhu’ adalah, wajah yang dipoles di salon hanya akan tampak di mata dan hanya akan membuat hasrat yang tertarik. Sementara wajah yang dibasuh dengan air wudhu’ akan membuat yang melihat merasakan ada pancaran cahaya yang membuat jiwa dan hati merasa sejuk dan tenang.

Biasanya, perempuan yang meyakini kecantikannya dengan dadanan, dia akan eman-eman pada dandanannya ketika dia hendak berwudhu’; memilih tidak berwudhu’ dari pada dandannya rusak. Dia tidak meyakini pada kecantikan yang dipancarkan oleh kekuatan wudhu’.

Kekuatan wudhu’ bagi amal saleh

Wudhu’ yang menjadi salah satu syarat dalam ibadah-ibadah, seperti shalat, mengaji, dan lain-lain. Hal itu bukan syarat yang diwajibkan semata, ada dimensi lain yang menjadi kekuatan bagi hati yang berkaitan erat dengan amal saleh. Orang yang memiliki wudhu’ menurut syari’at orang tersebut dalam kedaan suci. Amal saleh sangat berkaitan erat dengan keadaan seseorang. Seseorang yang melakukan amal saleh dalam keadaan suci (dengan berwudhu’) akan dinilai sah amalnya dan mendapatkan nilai ibadah yang sempurna.

Selain untuk ibadah, wudhu’ merupakan benteng bagi seseorang untuk keselamatan dirinya dari maksiat. Logikanya, semisal ketika melakukan maksiat –seperti zina- pasti lepas dari wudhu’ atau batal wudhu’ di saat hendak melakukan zina. Bagaimana wudhu’nya tidak batal jika dia menyentuh lawan jenisnya. Sebaliknya, jelas, orang yang selalu memiliki wudhu’ (Mulazimul wudhu’) dia tidak akan sempat melakukan zina. Bagaimana wudhu’nya bisa batal jika dia tidak menyentuh lawan jenisnya, kecuali batal karena hal lain.

Orang yang mulazimul wudhu’ tidak akan gampang dirayu setan. Selain memang secara ilmu fisika dia tidak bisa dirasuki karena lubang pori-porinya mengecil sehingga setan terhambat untuk masuk ke dalam, juga wudhu’ itu sendiri memiliki kekuatan spiritual yang membentengi seseorang.

Wudhu’ juga menjadi salah satu solusi untuk membuat seseorang menjadi tenang ketika ditimpa musibah atau masalah yang besar. Di saat seseorang ditimpa masalah besar, pikirannya akan kacau dan pada ujungnya bisa mengakibatkan dia bingung berkepanjangan dan bisa tsres. Solusi yang tepat adalah mengambil wudhu’, karena wudhu akan menyegarkan urat atau saraf otak yang kemudian membuat pikiran yang kacau menjadi tenang.

Alhasil, wudhu’ memiliki kekuatan spiritual yang kuat bagi diri seseorang. Wudhu’ akan menjadi benteng keselamatan dari perbuatan maksiat. Wudhu’ akan membuat hidup tenang, damai dan tentram. Dan, wudhu’ akan memancarkan wajah menjadi bercahaya. Semoga kita mampu ber-mulazimul wudhu’. (Gus Tama)

 

 

 

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »