ASWAJADEWATA.COM |
Bulan Ramadhan menjadi bulan mulia yang kehadirannya sangat dirindukan oleh sebagian kaum muslim di seluruh dunia. Dimana setiap perbuatan baik akan mendapatkan keberkahan yang berlipat menjadi pahala. Karena keberkahan di bulan Ramadhan adalah saat-saat yang sangat istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bulan Ramadhan adalah bulan di mana umat Muslim berpuasa selama sebulan penuh, dimulai dari matahari terbit hingga terbenam. Selain puasa, keberkahan di bulan Ramadhan juga terkait dengan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti shalat tarawih, tadarus membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan melakukan amalan-amalan kebaikan lainnya. Selain itu, bulan Ramadhan juga dikenal sebagai bulan penuh rahmat dan ampunan Allah SWT.
Bulan Ramadhan juga sering dianggap sebagai bulan yang penuh keberkahan dalam hal rezeki. Banyak orang yang merasakan adanya peningkatan dalam penghasilan pendapatan mereka atau mendapatkan rezeki yang berlimpah di bulan ramadhan. Misalnya, bulan suci Ramadhan membawa keberkahan bagi pedagang. Bagi pedagang yang berjualan makana, minuman dan makanan atau yang lainnya maka di bulan suci Ramadhan adalah waktu berjualan yang dihari biasanya sepi akan tetapi di bulan Ramadhan cenderung ramai pembeli walaupun rentang waktu berjualan sekitar dua jam, yaitu dari jam 4 sampai menjelang waktu berbuka. Namun dengan waktu sependek itu, pendapatan mereka mungkin sepadan atau lebih banyak dibandingkan pendapatan mereka yang berjualan seharian di luar bulan suci Ramadhan. Dan bagi para pdegawai di perusahan, akhir bulan Ramadhan mereka mendapatkan tunjangan hari raya (THR) yang bisa dua kali lipat dari gaji rutin tiap bulannya.
Berikut diatas beberapa manfaat yang bisa kita rasakan atas berkah berpuasa dibulan suci Ramadhan, umat muslim juga sangat dianjurkan untuk makan dengan makanan yang halal selama menjalani ibadah puasa Ramadhan karena akan dapat menunjang kesehatan yang lebih baik. Puasa selama sebulan Ramadhan dapat memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh, seperti menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, dan memperbaiki metabolisme tubuh. Hal ini dapat dianggap sebagai bukti keberkahan bulan Ramadhan dalam hal kesehatan.
Namun, perlu diingat bahwa bukti keberkahan bulan Ramadhan sebenarnya adalah hal yang bersifat subjektif tergantung pada diri masing-masing bagi setiap individu. Yang terpenting kita dapat terus dengan penuh semangat menjalankan ibadah dan kebaikan di bulan Ramadhan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan, serta merasakan manfaatnya baik dalam diri pribadi maupun sosial.
(*)
Hikmah Merasakan keberkahan makanan halal di bulan Ramadhan
Umat islam sangat dianjurkan untuk makan makanan yang halal dan thoyyiban, karena akan dapat memberikan kesehatan bagi tubuh guna beribadah kepada Allah SWT dan tentunya dengan makanan yang halal aakan menciptakan darah yang mengalir didalam tubuh dan daging yang baik dan diberkahi. Oleh karena itu, maka sangatlah penting bagi kita sebagai umat Islam untuk selalu menjaga dan memerhatikan cara kita mendapatkan makanan serta selektif dalam memilih apa saja yang kita konsumsi setiap harinya. Maksudnya makanan halal adalah yang terlepas dari bahaya baik di duniawi dan ukhrawi. Di dalam konteks makanan halal berarti makanan yang diizinkan untuk dikonsumsi sesuai dengan syariat Islam, dan thayyiban berarti makanan tersebut aman, layak, dan memberikan manfaat bagi kesehatan.
Menurut Ulama Mesir, Syeikh Yusuf Al-Qardhawi, makanan bukanlah masalah furu’ tapi masalah ushi. Didalam Al-Quran terdapat perintah yang jelas bahwa umat islam harus memerhatikan makanan, yang sebagaimana tertuang dalam surat Al Maidah ayat 88.
Artinya: ”Makanlah apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan akanan yang halal lagi baik (thayyib), bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu beriman.”
Setiap orang yang beriman diperintahkan Allah SWT untuk senantiasa mengkonsumsi makanan yang halal dan baik (mengandung gizi tinggi dan vitamin yang cukup bagi tubuh). Bagian ayat diatas yang berbunyi halal dan baik mengandung makna dua aspek yang melekat ada setiap rezeki makanan yang dikonsumsi manusia sendiri. Aspek pertama, hendaklah makanan didapatkan dengan cara yang halal sesuai dengan syariat islam yang dicontohkan Rosul. Dalam hal ini mengandung makna perintah untuk bermuamalah yang benar. Jangan dengan cara paksa, tipu, curi, atau dengan cara-cara yang diharamkan dalam syariat islam. Sementara dalam aspek baik atau tayyib adalah dari sisi kandungan zat makanan yang dikonsumsinya. makanan hendaknya mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh, baik mutu maupun jumlah. Makanan bergizi berimbang adalah yang dianjurkan. Ada makanan yang halal tapi tidak tayyib, misalnya rasul mencontohkan kepala, kulit dan jeroan binatang sembelihan dibuang. Bahkan beliau bersabda jangan makan tulang karena tulang adalah makanan untuk saudaramu dari bangsa jin. Hasil penelitian menunjukan bahwa bagian-bagian tersebut ternyata banyak mengandung zat penyebab kadar kolesterol darah didalam tubuh manusia akan cepat ameningkat.
Rasululloh SAW telah memberi suri tauladan tentang kesederhanaan ini dalam segala segi kehidupanya beliau senantiasa bersifat sederhana, padahal jika beliau mau niscaya beliau dapat saja menikmati segala macam kenikmatan itu sepuas hati. Akan tetapi beliau tidak berbuat demikian, karena sebagai seorang pemimpin, beliau memimpin dan memberikan tauladan kepada umatnya, pola hidup sederhana, tetapi tidak menyiksa diri.
Di dalam riwayat lain, At-Thabrani: Rasulullah SAW juga pernah mengatakan bahwa makanan makanan halal berkaitan dengan diterimanya doa kita. Di dalam riwayat tersebut dikisahkan bahwa Sa’ad bin Abi Waqqash bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, doakanlah saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasulullah pun menjawab “Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, maka doamu akan terkabul.”
Akhir kata, maka sudah sepatutnya di bulan suci Ramadhan ini sebagai bulan yang mulia dan penuh keberkahan adalah waktu yang tepat dan terbaik untuk kita memperbanyak ibadah. Maka dari itu upaya melatih dan menerapkan gaya hidup halal selama bulan suci ramadhan adalah sebuah keharusan. Sehingga setiap hari dan nanti setelah Ramadhan usai pun kita sudah terbiasa dengan memakan makanan yang halal serta dan selektif cara untuk mendapatkannya juga dengan cara yang halal.
Wallahu A’lam Bish Showwab
Penulis: A’isy Hanif Firdaus, S.Ag. (Pegiat Literasi, Pengurus LTN PCNU Kabupaten Brebes, Jateng)









