ASWAJADEWATA.COM |
Ketua PWNU Bali, H. Abdul Aziz mengungkapkan tantangan kerukunan umat beragama yang belakangan ini sering terjadi. H. Aziz mencontohkan, seperti kerusuhan umat Hindu dan Islam di India yang dimanfaatkan oleh beberapa pihak ditarik-tarik ke Indonesia.
“Kita perlu suarakan dan menyatukan untuk menangkal hembusan-hembusan dari oknum luar. Karena jika kita termakan, kita semua yang rugi,” kata H. Aziz saat memberi sambutan di acara Musyawarah Kerja Wilayah (MUSKERWIL) II PWNU Bali di Aula Kantor Wilayah Kementrian Agama Islam Provinsi Bali, Denpasar, Minggu, (8/3).

Sejalan dengan pendapat H. Aziz, Ketua Forum Kerukunan Umat Bergama (FKUB) Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, karena baginya, ajaran “kerukunan” ada di semua agama.
“Karena jika saya tarik ke Hindu ada juga.
Kita yang beragama, asal berwujud manusia, kita adalah saudara,”
Ida Penglingsir menambahkan, “Agar kita semua memegang teguh apa yang telah diajarankan para pendiri dalam berbangsa dan bernegara. Titah (pendahulu) Negara Pancasila, UUD, NKRI. Sehingga kita sebagai umat beragama, sebagai bangsa Indonesia, wajib hukumnnya (memegang) 4 titah ini”.

“Jangan sampai kita bisa dipecah non muslim dan muslim,” lanjutnya.
Anggota DPD-RI perwakilan Bali, H. Bambang Santoso juga mengingatkan agar membangun jaringan keumatan, yang artinya, “Melupakan titik pecah, tapi mengumpulkan titik temu. Dan kita tidak perlu sibuk dengan pertentangan,” pesan Bambang.
Acara Muskerwil bertujuan untuk mengevaluasi program selama periode 2015-2020 Juga sebagai bahan/acuan pelaksanaan Konferwil PWNU Bali yang rencananya akan dilaksanakan bulan Juni mendatang.
Penulis Wandi Abdullah
Editor: Dadie W. Prasetyoadi