Friday 26th April 2024,

Perempuan, Karir dan Jodoh

Imriatun Muchlisoh September 10, 2019 perspektif No Comments on Perempuan, Karir dan Jodoh
Perempuan, Karir dan Jodoh
Share it

ASWAJADEWATA.COM |

Kajian tentang feminisme memang sudah dimulai sejak puluhan tahun lalu. Beberapa abad yang lalu, banyak yang menganggap bahwa laki-laki mendominasi atas perempuan. Pandangan konstruksi tersebut selalu dibangun dan dilanggengkan dengan gagahnya sampai saat ini.

Sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa wilayah kerja perempuan hanyalah rumah, seperti memasak, mencuci, merawat anak, dan lain-lain. Namun berbeda halnya apabila laki-laki yang melakukan pekerjaan tersebut akan dinilai sebagai hal yang tabu.

Berangkat dari konstruksi tersebut, abad ke-18 (gelombang pertama) terjadi konverensi pertama atas hak-hak wanita yang dilaksanakan di Seneca Falls, New York. Gerakan feminis tersebut berfokus pada antiperbudakan dan posisi perempuan dalam hak politis yaitu  dalam hak pilih dan dipilih.

Pada gelombang kedua abad ke-19 yaitu berfokus pada kesetaraan ekonomi dan sosial untuk merekonseptualisasikan hubungan antara laki-laki dan perempuan dengan menggunakan konsep gender.

Sedangkan pada gelombang ketiga gerakan feminis berfokus pada respon-respon perempuan kulit berwarna, lesbian, perempuan kelas pekerja dan kehidupan perempuan di abad ke-21 mendatang.

Karir perempuan (dulu) terdapat di dalam rumah, apabila perempuan keluar rumah untuk bekerja maka akan diaggap sebagai perempuan yang menelantarkan keluarganya, dan berbagai opini lain di luar sana. Berbeda halnya pada saat ini, perempuan dapat dengan leluasa mengeksplorasi kemampuan yanng dimiliki. Mereka dapat bekerja di kantor, pabrik, rumah makan, dan lain-lain.

Mengingat hal tersebut, seharusnya perempuan muda saat ini dapat mengeksplor kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki seluas-luasnya, tanpa ada batasan dari laki-laki. Namun terkadang perempuan merasa tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. Sehingga kemampuannya akan terus terkubur semakin dalam sejalan berjalannya waktu.

Menghadapi kehidupan mendatang yang semakin kompleks, dunia tidak membutuhkan perempuan yang cantik parasnya, elok tubuhnya, manis perkataannya tetapi perempuan yang cerdas, kuat dan independen. Yaitu perempuan memiliki pendirian yang kuat. Selain itu perempuan harus mampu berkompetisi dengan laki-laki khususnya dalam ranah per-karir-an. Perempuan juga harus membuktikan bahwa dirinya memiliki kualitas diri yang patut untuk dipertimbangkan. Ketika perempuan memiliki kualiatas diri, maka pasangan yang akan bersamanya juga tidak akan berbeda jauh dengan dirinya.

Penulis adalah mahasiswi tingkat akhir FISIP Universitas Udayana-Bali

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »