Pesan Terakhir Kiai Pencinta Negeri, Catatan Jelang Hari Kemerdekaan RI

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM |

Rawatlah negeri ini, jadikan Indonesia teladan bagi bangsa-bangsa lain dengan menjalankan Islam rahmatan lil ‘alamin sebagai pemersatu dan pengayom seluruh warganya tanpa memandang perbedaan suku, agama, dan budaya.

Sekilas harapan almarhum KH. Maimoen Zubair (Mbah Moen) ini disampaikan oleh putra beliau Gus Idror Maimoen sebagai wasiat terakhir yang didapatnya dari sang ayah, saat diwawancarai terpisah oleh Rosi Silalahi dalam acara “Mengenang Mbah Moen” yang disiarkan oleh Kompas TV, Kamis (8/8).

Harapan itu menyiratkan kecintaan mendalam Sang Kiai panutan warga Nahdliyyin tersebut terhadap tanah airnya  disamping catatan-catatan lain yang disampaikan beberapa narasumber  dalam acara itu.

Yenny Wahid menuturkan bagaimana Mbah Moen adalah seorang ‘Alim yang sangat tawadhu walaupun memiliki ilmu yang luas dan mendalam akan agama Islam.

“Beliau sangat bisa menyesuaikan dengan siapa beliau berbicara, dan memudahkan seseorang memahami apa yang disampaikannya, semua orang yang pernah ketemu dengan Mbah Moen pasti akan langsung jatuh hati,” ujar putri pertama mendiang Gus Dur tersebut.

Senada dengan Yenny Wahid, Sekjen PBNU H. Helmi Faishal Zaini yang turut hadir sebagai narasumber dalam acara itu menyampaikan bahwa Mbah Moen adalah sosok ulama yang selalu memandang orang lain dengan kacamata kasih sayang. Bagi Helmi, Mbah Moen adalah teladan ilmu, teladan akhlak, dan teladan hidup.

” Dari kehidupannya yang sangat bersahaja, caranya memperlakukan setiap orang dengan sikap yang sama, dan kegemarannya  belajar dari orang lain itu sudah menggambarkan kearifan beliau, maka kalimat paling tepat untuk menggambarkan seorang Mbah Moen ialah; Kebijaksanaan adalah puncak dari semua ilmu pengetahuan,” tegasnya.

Namun diantara sekian banyak keistimewaan Mbah Moen yang terungkap malam itu, yang paling menonjol adalah keteguhannya terhadap ideologi Pancasila. Hampir semua yang hadir dalam acara itu menceritakan pengalaman yang sama ketika bertemu dengan Mbah Moen dan berbicara tentang masalah negara dan kebangsaan. Bagaimana dalam setiap kesempatan beliau selalu mengingatkan agar selalu konsisten menjaga 4 pilar kebangsaan yaitu, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45 (PBNU) sebagai landasan dalam berbangsa dan bernegara di bumi Nusantara.

Pemahaman ini pula yang selalu ditanamkan kepada seluruh santri Pondok Pesantren Al Anwar Sarang-Rembang asuhannya, dan akan selalu dikenang dan dijaga oleh seluruh alumninya sebagai warisan yang paling berharga dari beliau selain ilmu agama.

(dad)

 

 

 

diunggah oleh:

Picture of Dadie W Prasetyoadi

Dadie W Prasetyoadi

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »