ASWAJADEWATA.COM | DENPASAR
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober menjadi momentum tepat untuk melihat kembali sejarah kelam bangsa Indonesia pada tahun 1965 sebagai pelajaran berharga bagi generasi sekarang.
Berkenaan dengan itu, Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali menggelar dialog kebangsaan yang bertujuan merangsang olah pikir dan nalar anggotanya sebagai usaha penguatan rasa nasionalisme. Dengan mendatangkan beberapa narasumber yang memaparkan tragedi ’65 dari beberapa sudut pandang dan referensi sejarah.
Dihadiri oleh puluhan anggota dan undangan dari berbagai organisasi masyarakat lain, acara tersebut berlangsung di kantor sekretariat PGN Bali, Rabu malam (30/9).
Saat memberi sambutan, H. Daniar Trisasongko, SH. MHum. sebagai Ketua PGN Bali menjelaskan, bahwa derasnya budaya barat tak dapat dipungkiri sedikit mengikis rasa nasionalisme generasi muda hari ini.
“Untuk itu, malam ini adalah momen tepat bagi kita untuk bersama menambah wawasan kebangsaan serta memperkuat rasa cinta tanah air dan memperkokoh jiwa nasionalisme. Khususnya para anggota PGN wilayah Bali,” ujarnya.
Sehingga diharapkan, lanjut H. Daniar, “Pengetahuan sejarah tersebut mampu menjadi filter masuknya pengaruh-pengaruh negatif dari budaya barat seiring dengan keterbukaan informasi di era 4.0 bagi generasi muda kita.”
Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari beberapa kalangan. Dibuktikan dengan hadirnya ormas dan komunitas kebangsaan lain seperti; PCNU Kota Denpasar, Ikawangi Dewata, LBB Lumajang dan PC IPNU Kota Denpasar malam itu.
Dialog tersebut semakin hidup setelah masing-masing undangan dari lintas generasi ini menyampaikan pandangannya terhadap sejarah Pemberontakan G 30 S PKI dari perspektif yang beragam. Tak ketinggalan pula malam itu dilantunkan doa bersama bagi seluruh arwah pejuang yang gugur dalam peristiwa ’65.
Penulis: Aulia
Foto: Nur Ikhsan
Editor: Dadie W. Prasetyoadi