ASWAJADEWATA.COM |
Kurangnya wadah bagi santri untuk mengasah keahlian menulis serta penyalurannya dirasakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ikhlas Banyubiru Negara Bali, Dr. KH. Fathurrahim. Beliau yang juga menjabat sebagai Ketua STIT Jembrana Bali merespon kekosongan ini dengan meresmikan Lembaga Pers Santri pada Sabtu, (22/1) di Gedung BLK Pontren Nurul Islam (Nuris), Banyubiru, Jembrana .
Pesantren yang familiar disebut Pontren Nuris ini mengadakan Pelatihan Jurnalistik Dasar untuk santri dan mendatangkan narasumber dari Semarang, M. Afifudin Alfarisi (Senior LPM IDEA UIN Walisongo Semarang). Kegiatan ini berlangsung tiga hari (20-22 Januari 2022) dan diikuti 12 Santri putra dan putri.
Jurnalistik merupakan keahlian dasar yang hampir dibutuhkan dalam semua bidang bagi semua kalangan khususnya para santri. Pemahaman dan pengetahuan agama santri memang terbukti luas dan dalam. Hanya saja kelebihan tersebut seringkali tidak dibarengi oleh kemampuan kepenulisan dengan baik.
KH Fathurrahim sangat mendukung terbentuknya lembaga Pers ini.
“Santri sudah pasti kuat dalam wawasan agamanya. Santri juga harus kuat dalam menulis. Acara ini sebagai solusi sebagai upaya meningkatkan kualitas menulis mereka,” kata Pengasuh Pontren Nuris tersebut.
KH Fathurrahim berharap dengan diresmikannya lembaga ini, santri tidak hanya dapat menulis saja. Melainkan mereka dapat menguatkan pemahaman sikap Islam Moderat Santri melalui karyanya dan dapat menjadi pemimpin masa depan generasi muda Indonesia.
“Saya sangat bersyukur dengan terbentuknya Lembaga Pers Santri ini. Semoga santri dapat menjadi aktor Islam Moderat untuk masyarakat” tambah beliau.
Arif Darmawan, Ketua Pengurus Putra Pontren Nuris yang sekaligus menjadi peserta pelatihan mengungkapkan rasa syukurnya atas ilmu yang didapatkan. Ia juga sangat menaruh harapan bahwa dengan adanya kegiatan ini, santri dapat melatih skill kepenulisannya sebagai bekal ke depannya.
“Yang terlaksana selama tiga hari ini sudah menjadi harapan kami kurang lebih setahun yang lalu. Alhamdulillah dapat terwujud dan ilmu yang didapat sangat relevan dengan kebutuhan zaman, khususnya di kalangan pesantren di Bali,” pungkasnya.
Walaupun terkesan biasa, pelatihan ini sangat berdampak besar bagi santri Pontren Nuris. Salah satu peserta lainnya yang sekaligus mendapat amanat sebagai Pimpinan Umum Lembaga PERS Santri, Saifurrahman, mendapat insight yang baru. Pelatihan yang dikonsep jadi satu dengan praktik lapangan ini sangat berbeda dengan apa yang telah diajarkan biasanya di bangku kelas.
“Kalau secara teori mungkin saya sudah mendapatkannya. Tapi dengan pelatihan ini saya benar-benar dapat merasakan perbedaannya. Pembelajaran di kelas ini membuat saya cepat memahami materi sekaligus hasilnya dapat terlihat,” ucap santri asal Singaraja ini.
Penulis : Efri Arsyad Rizal (Kader NU Jembrana dan Alumni Pontren Nuris Negara Bali)