ASWAJADEWATA.COM |
Banyak kawan bertanya seputar hambatan hambatan dan keterbatasan pemakaman janazah Covid 19. Agar menjadi dokumentasi sebaiknya saya tulis di sini.
- Mengubur Janasah terbalik dengan kepala di selatan dan kaki arah barat.
Ada keyakinan di masyarakat ketika kematian terjadi berturut turut akibat wabah, maka untuk menghentikannya harus ada salah satu janazah yang dimaqamkan dengan posisi kepala di selatan, tetapi tatap menghadap kiblat. Percaya atau tidak, kata masyarakat yang mengalaminya, ritual ini bisa meredam wabah.
Bagaimana hukumnya?
Dalam kitab Majmu’ dinyatakan:
يجب وضع الميت فى القبر مستقبل القبلة هذا هو المذهب ….وقال القاضي أبو الطيب فى كتابه المجرد استقبال القبلة به مستحب ليس بواجب. والصحيح الاول . واتفقوا على أنه يستحب أن يضجع على جنبه الأيمن .فلو اضجع على جنبه الأيسر مستقبل القبلة جاز. وكان خلاف الأفضل
…wajib meletakkan mayyit dalam kubur menghadap kiblat. Inilah menurut madzhab. Abu Thayyib dalam kitabnya Al Mujarrad mengatakan menghadapkan mayyit kearah kiblat adalah Sunnah, tidak wajib.Namun yang shahih adalah pendapat yang pertama (wajib menghadapkan ke kiblat). Ulama juga sepakat bahwa memiringkan di atas lambung yang kanan agar menghadap kiblat adalah “Sunnah”. Kalau janazah dimiringkan di atas lambungnya yang kiri maka Boleh. Hanya menyalahi yang afdhal. (Juz 5, hlm. 231)
Jadi meletakkan janazah dengan posisi kepala di selatan dan kaki di Utara selama menghadap Kiblat adalah boleh, tidak dosa. Bahkan jika itu menjadi “do’a bi fi’li”, maka menurut saya itu tindakan yang mulya karena bisa menyelamatkan yang hidup.
- Mayit Muslim dimandikan oleh Non – Muslim.
Seringkali tenaga kesehatan sangat terbatas sehingga, pernah terjadi perawat pejuang Non Muslim terpaksa harus memandikan muslim, atau bahkan sebaliknya. Maslah ini pernah menjadi diskusi publik yang menghangat karena dituduh menodai agama. Hehe. Gimana hukum sesungguhnya?
Sesungguhnya non muslim memandikan janazah muslim adalah shahih (sah memandikannya tidak perlu dimandikan ulang). Pun demikian boleh bagi muslim memandikan non muslim, sekalipun tidak wajib dimandikan.
Teks Syafi’i sebagaimana dikutip an Nawawi dalam Majmu’ menyatakan:
نص الشافعي أن غسل الكافر للمسلم صحيح ولا يجب على المسلمين إعادته
…Nash asy Syafi’i menegaskan bahwa Non Muslim sah memandikan janazah muslim, dan bagi muslim tidak wajib memandikan ulang” ( Majmu’, juz 5 , hlm. 110)
Di lembar yang lain An Nawawi menyatakan :
ويجوز للمسلمين وغيرهم غسله وأقاربه الكفار أحق به من أقاربه المسلمين
…boleh bagi orang muslim dan non muslim memandikan janazah non muslim. Namun kerabatnya yang non muslim lebih berhak memandikannya.
Bahkan menurut pendapat yang lebih shahih umat Islam wajib mengkafani dan mengkebumikan janazah non muslim yang memiliki perjanjian damai, sebagaimana wajib memberi makan dan pakaian ketika hidup. ( Majmu’, 5, hlm 108).
- Memandikan Janazah Covid.
Kalau hal ini tidak perlu dibahas, sebab hampir semua janazah yang berkewajiban dimandikan memang telah dimandikan. Namun seandainya dalam situasi dharurat karena terbatasnya tenaga kesehatan, maka bisa dengan cara lain, yaitu cukup di siram air tidak usah di gosok gosok. Bahkan ada yang berpendapat, jika situasi membahayakan maka tidak perlu dimandikan. Berikut fatwa Lembaga Fiqih al ittihat Al alami:
وعليه توصي اللجنة بغسل الميت المصاب بفيروس كورونا المستجد (كوفيد-19) بالتنسيق مع الجهات المعنية والمسؤولة عن الاحتراز والحماية من هذا الوباء، فإذا أمكن تغسيله بما لا ينقل العدوى فقد وجب غسله، وإن تعذر ذلك فيلجأ حينئذ للتيمم بدلا من الغسل، فإن تعذر التيمم أيضا تُرك غسله وسقطت المطالبة به شرعا. (لجنة الفقه والفتوى بالاتحاد العالمي لعلماء المسلمين)
- Menghormati Janazah.
Menghormati Janazah adalah kewajiban sebagaimana menghormatinya ketika hidup. Bila ketika memandikan janazah melihat hal hal baik maka dianjurkan untuk disebarkan. Sebaliknya ketika melihat hal hal yang tidak baik pada janazah, maka wajib disembunyikan. Itulah bentuk penghormatan Islam kepada kemanusiaan, sekalipun telah meninggal. Nabi bersabda:
من غسل ميتا فكتم عليه غفر الله له أربعين مرة
….barang siapa yang memandikan Janasah dan menyembunyikan hal buruk yang ditemukannya maka Allah akan memaafkannya 40 kali maaf”..
Apa lagi ya, Monggo ditambah sendiri. He he.
Semoga wabah segera berahir dan hari hari kedepan dipenuhi dengan kasih sayang. Amin amin
Semoga bermamfaat.
Oleh: Kiai Imam Nakha’i