Saturday 27th April 2024,

Menilik Beberapa Keistimewaan Puasa Ramadhan

Menilik Beberapa Keistimewaan Puasa Ramadhan
Share it

ASWAJADEWATA.COM |

Oleh : Rafiq Anshari

Termasuk keistimewaan yang diperoleh oleh umat Nabi Muhammad SAW adalah puasa. Dalam kitab Fath al-Qarib al-Mujib, makna puasa secara lughah (bahasa) adalah “Al-Imsaku”, yang berarti menahan. Sedangkan menurut syara’ (syari’at) yakni, “Menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa disertai dengan niat tertentu sepanjang siang hari yang bisa menerima ibadah puasa dari orang muslim berakal, suci dari haid dan nifas”. Hal tersebut tentu telah diperintahkan oleh syari’at dan bagi siapa saja yang melaksanakan perintah-Nya, insya Allah akan mendapatkan keistimewaan disisi-Nya. Sebagaimana keistimewaan puasa itu sendiri, bahwasanya puasa seorang hamba akan berperan menjadi perisai yang menjaga dirinya dari siksa api neraka. Rasulullah Saw bersabda.

الصِّيَامُ جُنَّةٌ حَصِيْنَةٌ مِنَ النَّارِ

Artinya: Puasa adalah perisai yang dapat menjaga dari api neraka. (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi)

Hadits diatas menunjukkan akan keistimewaan puasa, sesuai dengan dawuh yang disampaikan oleh Murabbi Ruhina, KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy, “Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan keistimewaan bagi seorang hamba yang berpuasa, dengan menjadikan puasanya sebagai perisai yang dapat melindunginya dari api neraka”.

Berbicara tentang puasa, sejatinya orang yang berpuasa mempunyai dua perilaku terpuji, yakni “Sabar & Syukur”, bersabar dalam menahan lapar & dahaga serta segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa, kemudian bersyukur disaat berbuka setelah menjalani berbagai rintangan ketika berpuasa. Inilah hikmah yang dapat diambil bagi orang yang berpuasa. Bukankah salah satu golongan yang banyak penghuni surganya ialah orang yang bersabar dan bersyukur, maka dengan berpuasa, insya Allah akan termasuk didalamnya.

Adapun hikmah diperintahkannya puasa, selain belajar untuk bersabar dan bersyukur, orang yang rajin berpuasa (ramadhan) kelak akan mendapat keistimewaan berupa surga, sebagaimana telah dipaparkan diatas. Orang yang bersabar dan bersyukur atas puasanya, akan memasuki surga melalui pintu “Ar-Rayyan”, sebagaimana disebutkan dalam hadits shohih, Rasulullah SAW bersabda.

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُوْنَ يَوْمَ القِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَلُ : أَيْنَ الصَّائِمُوْنَ فَيَقُوْمُوْنَ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ عَلَيْهِمْ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ. أخرجه أحمد والشيخان عن سهل بن سعد

Artinya: Sesungguhnya di dalam surga ada suatu pintu yang dinamakan dengan pintu “Ar-Rayyan”, orang-orang yang rajin berpuasa akan masuk melewati pintu tersebut kelak pada hari kiamat, tidak ada orang yang memasukinya selain mereka. Diserukan kepada mereka, Manakah orang-orang yang rajin berpuasa?. Maka merekapun bangkit. Tidak ada yang masuk melewati pintu itu selain golongan mereka. Dan kalau mereka semua sudah masuk, maka pintu itu dikunci sehingga tidak ada lagi seorangpun yang bisa melaluinya. (HR. Ahmad, Bukhari & Muslim)

Termasuk jika seseorang yang ingin memperoleh keistimewaan dalam berpuasa ialah mereka dianjurkan untuk melakukan tiga kesunnahan. Di dalam kita Fathul Qarib al-Mujib dikatakan, bahwasanya seseorang yang berpuasa disunnahkan untuk ta’jilul fithri (menyegerakan berbuka), ta’khirus sahur (mengakhirkan sahur) dan menghindari dari berkata-kata kotor. Insya Allah, jika melakukan tiga kesunnahan tersebut, akan mendapatkan keistimewaan yang luar biasa disisi Allah Swt dan Rasul-Nya.

Tanbih: Namun perlu diketahui, sebagai hamba yang taat, puasa yang dikerjakan jangan sampai menghanguskan pahala puasa dan merugikan diri sendiri, karena banyak orang yang berpuasa, tapi yang diperoleh hanya lapar dan dahaga. Rasulullah Saw telah bersabda.

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْعِ وَالْعَطْشِ

Artinya: Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga. (HR. An-Nasa’i)

Jika kita mau merenung dengan baik akan hadits diatas, mungkin sejenak akan berfikir, agar bagaimana puasa yang kita lakukan bernilai pahala dan tidak menjadi sia-sia. Tentunya ada penyebab yang harus dihindari oleh Sho’im (orang yang berpuasa), yakni menjauhi perbuatan-perbuatan tercela yang dapat membatalkan pahala puasa. Adapun beberapa perbuatan atau perilaku yang dapat menghanguskan pahala puasa menurut sabda Nabi Saw, yakni ada lima macam. Berikut sabda beliau.

خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ : الْغِيْبَةُ، والْكَذِبُ، وَالنَّظَرُ بِاالشَّهْوَةِ، وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ

Artinya: Lima hal yang bisa membatalkan (pahala) orang berpuasa: membicarakan (keburukan) orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu. (HR. Ad-Dailami)

Oleh sebab itu, sebisa mungkin kita menghindari perilaku yang dimaksud, agar puasa yang kita kerjakan tidak hanya sah secara hukum fiqih, namun juga bisa diterima dan diberi ganjaran pahala oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Demikianlah beberapa keistimewaan puasa.

والله أعلم

(Penulis juga menulis Buku Naungan Cinta sang Murabbi, Wakil Ketua PC. IPNU Karangasem)

 

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »