ASWAJADEWATA.COM |
Oleh: Dadie W. Prasetyoadi
Berasal dari kabupaten paling barat di Bali yakni Jembrana, tidak lantas membuat Ahmad Wildan selaku kader IPNU merasa minder. Meski pada saat dirinya menjadi Ketua PC IPNU Jembrana tahun 2020-2022, perjalanan yang dilalui tidak selalu mudah. Bahkan bisa dikatakan cukup berat.
Sebelumnya, pemuda kelahiran Desa Sumberkima, Buleleng 25 tahun lalu ini sudah terlibat dalam merintis pembentukan PC IPNU Jembrana. Tahun 2019 dirinya mengikuti Makesta (Kaderisasi formal IPNU) yang diadakan PW IPNU Bali sebagai pintu masuknya bergabung dalam organisasi pelajar NU ini.
Setelah mengikuti Makesta, Wildan bersama beberapa kawan sesama kader IPNU Jembrana semakin bersemangat untuk membentuk kepengurusan PC IPNU di kabupaten itu. Dirinya sekaligus waktu itu didapuk untuk memimpin kader lainnya dalam masa perintisan tersebut lewat kesepakatan bersama.
Hingga selang beberapa waktu, akhirnya PC IPNU Jembrana resmi berdiri. Wildan pun terpilih menjadi Ketua lewat Konfercab tahun 2020 sampai sekarang.
Sejak berdiri, PC IPNU Jembrana fokus mengadakan kegiatan pengkaderan internal anggotanya. Usaha tersebut pun membuahkan hasil menggembirakan.
Dibuktikan dalam dua tahun kepemimpinannya, terbentuk kepengurusan di 5 PAC (Pimpinan Anak Cabang) dan 2 Ranting IPNU se Kabupaten Jembrana, ditambah beberapa komisariat IPNU di pesantren-pesantren yang ada disana.
Tak hanya itu, PC IPNU Jembrana bahkan menjadi cabang pertama di Bali yang memiliki Instruktur Kaderisasi dan bisa melakukan Pelatihan Kader lanjutan IPNU atau yang biasa disebut Lakmud, dimana pelatihan ini juga diikuti kader-kader dari kabupaten lain.
Puncaknya ketika PC IPNU Jembrana menjalani proses Akreditasi yang dilakukan oleh Pimpinan Pusat IPNU. Saat itu PC IPNU Jembrana berhasil meraih nilai A. Menjadi satu-satunya dari semua cabang yang ada di Bali.
Wildan yang saat ini juga menjadi Sekretaris Pengurus Pondok Pesantren Thariqul Mahfudz, Jembrana, mengatakan ingin menjahit dan menghimpun potensi kader-kader IPNU dari seluruh Bali.
“Saya ingin mengajak untuk berkhidmat dan berjuang bersama demi memajukan IPNU Bali. Karena saya tau banyak kader-kader IPNU Bali di daerah dan kabupaten sangat potensial, dan mereka itu belum sepenuhnya terakomodir dalam kepengurusan organisasi ” lanjut Wildan.
Tak kalah pentingnya, Wildan juga menekankan tentang pentingnya konsolidasi internal organisasi. Melibatkan semua kepengurusan dari tingkat wilayah hingga ranting, sebagai bekal utama meningkatkan kinerja organisasi.
“Bagaimana mungkin organisasi bisa sukses apabila tidak terkonsolidasi dengan baik ?” tegasnya.
Selain hal tersebut diatas, Wildan juga menginginkan IPNU Bali ke depan mampu memiliki daya saing dengan IPNU di wilayah lain di Indonesia.
“Mereka harus tau bahwa di Bali yang jadi ikon pariwisata dunia ada pula organisasi IPNU dengan karakter budaya khasnya sendiri, dimana budaya lokal itulah yang menjadi kekuatan kita” ujarnya bersemangat.
Dalam rangka mewujudkan visi misinya itu, Wildan menyatakan akan membangun kerjasama dengan berbagai pihak, khususnya para pemangku kebijakan publik, terutama dalam bidang pendidikan. Karena sebagai organisasi pelajar, fokus IPNU adalah merekrut kader-kader dari kalangan pelajar sekolah.
“Karena seperti kita ketahui bahwa IPNU adalah organisasi yang lahir dari kalangan pelajar. Maka harus tumbuh juga dari pelajar dan siswa-siswa yang ada khususnya di Bali ini,” terang Wildan lagi.
Walau mungkin berat, lanjut Wildan, “Bertahap kami juga akan mengupayakan agar bisa terbentuk lebih banyak lagi komisariat-komisariat IPNU di sekolah dan madrasah di Jembrana dan Bali.”
Di akhir pembicaraan, Wildan turut pula menyinggung betapa pentingnya kader-kader IPNU Bali untuk semakin melek digital. Terlebih di era digital dan teknologi informasi sekarang yang semakin meluas.
Dirinya tidak memandang bahwa tingkat literasi digital kader-kader IPNU Bali itu rendah, tapi hanya kurang maksimal.
“Ketika kita fokus dalam bidang literasi digital, saya yakin kader-kader IPNU di Bali akan bisa mengelola informasi dengan lebih baik dan benar, bisa memanfaatkan teknologi sesuai dengan kebutuhan mereka terutama di bidang pendidikan. Dapat pula menjadikannya evaluasi dalam segala hal, dan tentunya akan menjadi contoh yang baik bagi generasi IPNU di masa depan,” tandasnya.