Tuesday 30th April 2024,

Atas Dorongan KHR. Ahmad Fawaid As’ad, PCNU Badung Akhirnya Berdiri di Tahun 1995

Atas Dorongan KHR. Ahmad Fawaid As’ad, PCNU Badung Akhirnya Berdiri di Tahun 1995
Share it

ASWAJADEWATA.COM |

Oleh: Wandi Abdullah

Sejarah berdirinya NU Kabupaten Badung tidak lepas dari dorongan mendiang KHR. Ahmad Fawaid As’ad putra Pahlawan Indonesia, KHR. As’ad Syamsul Arifin, Pengasuh Ke 2 Ponpes Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo yang setelah wafatnya saat ini dilanjutkan oleh KHR. Achmad Azaim Ibarahimy.

Hal itu diungkapkan H. Ahmad Sucipto selaku Ketua Tanfidziyah PCNU Badung pertama tahun 1995-2000 dan Rois Syuriahnya KH. Anwar Hamid yang juga Alumni Ponpes Salafiyah-Syafi’iyah, Sukorejo Situbondo. Namun ketika itu dirinya tidak sampai akhir menjabat karena suatu kondisi, hanya 3 tahun sampai 1998.

Lebih lanjut, H. Ahmad Sucipto menceritakan, ketika sowan kepada Kiai Fawaid menyampaikan tentang NU di Bali, beliau merasa sangat semangat dan bangga serta berpesan, “Bangkitkan NU di Bali khususnya Badung. Saya siap membantu moril ataupun materil”.

Hal itu terbukti, ketika kepengurusan terbentuk dan akan dilantik, Kiai Fawaid yang tinggal di Situbondo hadir atas undangan pengurus PCNU Badung saat acara pelantikan tahun 1995.

“Insya Allah waktu itu kalau gak salah tempatnya di Wisma Bima Bali, Jl. Raya Kuta No.195, Kuta, Kec. Kuta, Kabupaten Badung,” ingatnya.

“Sebenarnya saya mengundang dua Kiai dari Situbondo, Kiai Fawaid dan KHR. Kholil As’ad, pada prinsipnya beliau juga sangat berkeinginan hadir dan mendukung, namun karena padatnya jadwal beliau, sehingga berhalangan hadir,” lanjut H. Sucipto

Kondisi awal merintis NU di Badung menurut penuturan H. Sucipto, tidaklah mudah, dan majelis-majelis masih sedikit tidak seperti sekarang. Disampaing faktor, orang yang merantau ke Bali tujuan utamanya mencari nafkah.

“Jadi kita disini lebih menjemput bola yang notabenenya maayarakat kultural. Mereka berada di Bali ini niat utamanya tidak lain lagi untuk kerja mencari nafkah, jadi kita yang harus jemput bola mendatangi setiap kelompok-kelompok untuk kita ajak. Bersama-sama melanjutkan cita-cita ulama,” ungkapnya.

Kemudian, tahun 1998 akhir dari jabatannya karena kondisi perpolitikan, dirinya diminta untuk menjadi Ketua PKB Badung. Atas segala pertimbangan, dirinya melepas jabatan Ketua PCNU Badung yang lalu digantikan oleh H. Anwar Haryono.

Selanjutnya tampuk kepemimpinan PCNU Badung dari masa ke masa menurut keterangan Sekretaris PCNU Badung H. Budi Utomo Periode 2018-2023 diantaranya; H. Ahmad Sucipto, kemudian H. Anwar Haryono, terus setelahnya H. Abdul Azis yang sekarang menjadi Ketua PWNU Bali, dan kini H. Aap Syafruddin Muslich.

Saat ini, PCNU Badung telah jauh berkembang pesat, baik dari kelengkapan pengurus sampai program-program yang telah dilakukannya. Hal ini tidak lepas dari peran perintis diawal. “Semoga NU Badung semakin berkembang dan bermanfaat,” tutup H. Budi sambil berdoa.

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »