Friday 26th April 2024,

Baritim, Satuan Khusus Banser Kebanggaan PC GP Ansor Buleleng

Baritim, Satuan Khusus Banser Kebanggaan PC GP Ansor Buleleng
Share it

ASWAJADEWATA.COM

Gerakan Pemuda Ansor sebagai organisasi sayap Nahdlatul Ulama didirikan demi memberi wadah bagi para pemuda santri untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan positif, bermanfaat bagi masyarakat luas. Berawal dari organisasi Syubbanul Wathan yang didirikan oleh KH Wahab Chasbullah tahun 1924 sebagai wadah perjuangan pemuda NU waktu itu.  Menjadi embrio dari GP Ansor yang kita kenal sekarang.

Organisasi itulah yang kemudian kini menjadi GP Ansor. Sebelumnya, organisasi itu sempat dinamai Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO). ANO sendiri baru diterima sebagai bagian pemuda NU setelah muktamar ke-9, 24 April 1934.

Sementara itu Banser yang dulu dinamai Banoe (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama)–tumbuh berawal dari ANO Cabang Malang. Banser lalu muncul ke permukaan nasional setelah Kongres II ANO pada 1937 silam.

Dalam perkembangannya, Barisan Serbaguna (Banser) hingga saat ini memiliki 7 satuan yang bergerak dalam bidang pengamanan dan pengabdian ulama serta masyarakat. Salah satunya yang jarang terdengar adalah Barisan Ansor Serbaguna Maritim (Baritim). Mereka memiliki tugas dalam bidang pengamanan, pemeliharaan, pelestarian, dan konservasi wilayah Maritim NKRI.

Tidak semua wilayah kepengurusan Ansor memiliki satuan Baritim. Bali sebagai daerah wisata yang banyak memiliki pantai dan lokasi wisata bawah laut yang sangat indah dan diakui dunia tentu punya banyak pelaku wisata maritim yang ahli dalam bidang kelautan ini.

Poerdiawan, Kasatkorkel Banser Pemuteran-PC GP Ansor Buleleng

Desa Pemuteran di kabupaten Buleleng adalah salah satu lokasi wisata laut Bali dengan pulau Menjangan sebagai primadonanya. Salah seorang pelaku pariwisata laut disana adalah Poerdiawan, seorang ahli penyelaman yang pekerjaan sehari-harinya sebagai  pemandu wisata bawah laut.

Keahlian Poerdiawan itu menjadi perhatian Ketua GP Ansor Buleleng Abdul karim Abraham yang melihatnya sebagai potensi khusus. Apalagi Poerdiawan sebelumnya memang aktif sebagai kader Ansor. Maka ditunjuklah dia sebagai Kasatkorkel Banser Pemuteran sekaligus anggota Satuan Khusus Baritim PC GP Ansor Buleleng.

Ketika ditanya aswajadewata.com tentang kesehariannya, Ndan Poerdiawan mengatakan bahwa dari pagi hingga menjelang maghrib lebih banyak berada di pulau Menjangan menemani turis melakukan diving atau snorkling. Ini adalah bagian dari pekerjaannya di BIOROCK Centre, yang juga memiliki perhatian terhadap pelestarian terumbu karang dan biota laut di sana.

“Tapi selama saat pandemi ini jumlah wisatawan itu jauh berkurang bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada,” ungkapnya prihatin.

Terkait Baritim tersebut, Ketua GP Ansor Buleleng Abdul Karim Abraham mengatakan menjadikannya sebagai potensi Banser Buleleng yang harus dikembangkan. Karena tidak semua PC Ansor di Indonesia memiliki satuan ini.

“Anggota Banser di desa ini (Pemuteran) ada 19 orang, dan rata-rata memiliki keahlian menyelam. Mereka otomatis menjadi bagian dari satuan Baritim yang berjumlah total sekitar 30 personil dari Ansor Buleleng. Semuanya sudah siap diterjunkan setiap saat dibutuhkan, bahkan dalam situasi darurat,” jelas ‘Ndan’ Iboy sapaan akrab Karim.

Ndan Iboy menambahkan, “Selain mampu melakukan tugas-tugas SAR di laut, mereka juga punya pengetahuan cukup dalam pelestarian alam bawah laut, maklum saja daerah pantai utara Bali ini banyak dihuni oleh masyarakat yang kesehariannya akrab dengan laut, dan sebagian besar adalah nelayan.”

Karenanya, Baritim ini bisa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan bersama masyarakat, baik lokal maupun internasional. Seperti saat kegiatan pelepasan tukik (bayi Penyu) yang berasal dari penangkaran oleh sebuah organisasi lingkungan untuk mengatasi kepunahan hewan langka tersebut.

Keberadaan Baritim PC GP Ansor Buleleng ini pertama kali ditandai dengan melakukan pengibaran bendera merah putih di bawah laut pada saat peringatan Kemerdekaan RI ke-75, 17 Agustus 2020 lalu. Kegiatan tersebut juga melibatkan Desa dan pelaku wisata laut lainnya di lingkungan daerah pantai Pemuteran. Aksi tersebut sempat mengundang perhatian khalayak ketika diunggah di media online dan media sosial.

Penulis: Dadie W. Prasetyoadi

 

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »