Tuesday 23rd April 2024,

Bedanya Ahli Ibadah yang Dibarengi Ilmu dengan Ahli ibadah Tanpa Ilmu

Bedanya Ahli Ibadah yang Dibarengi Ilmu dengan Ahli ibadah Tanpa Ilmu
Share it

ASWAJADEWATA.COM | 

Kiai Zuhri Zaini berkisah dua ahli ibadah, yang satunya dibarengi ilmu, yang satunya tidak dibarengi ilmu saat mengisi pengajian Kitab Suluk Al-Murid pada Jumat, 15 April 2020 di Ponpes Nurul Jadid Probolinggo.

Dalam kisahnya, suatu ketika ahli ibadah sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba datang setan menyerupai manusia menghasut dengan cara setan itu berdzikir dan berdoa sambil menangis.

Melihat setan yang meyerupai manusia itu, si ahli ibadah kagum. Karena dirinya, merasa sering beribadah tapi belum sampai menangis ketika berdoa seperti yang dilakukan setan itu.

Akhirnya dia bertanya pada setan, “Sampean itu kok bisa nangis?”. Setan itu menjawab, hal itu mudah. Caranya, berbuat dosa dulu, ketika berdoa kemudian mengingat dosa-dosanya, dengan sendirinya pasti nangis.

Tanpa pikir panjang dan kebetulan tidak ada bekal ilmu yang mencukupi sebagai dasar, tapi karena semangat ibadahnya tinggi, si ahli ibadah ini mengikuti apa yang menjadi saran setan tadi.

Diapun, ahli ibadah ini bertanya kepada setan, “Dosa apa yang akan saya perbuat?”. Awalnya setan menyarankan untuk berzina, tapi ditolak oleh si ahli ibadah, karena dirasa termasuk dosa besar. setan tidak kehabisan akal, menyuruhnya untuk membunuh orang, tapi lagi-lagi ditolak dengan alasan yang sama.

Akhirnya, setan menyuruhnya untuk mabuk. Usulan itu diterima oleh si ahli ibadah. “Nah, kalau itu agak ringan.”

Tapi apa yang terjadi? Si ahli ibadah tejebak pada jurang kehancuran. Semua dosa-dosa yang ditawarkan oleh setan itu dia lakukan, berzina dan membunuh setelah dirinya dalam keadaan mabuk.

Ceritanya, ketika dalam kondisi mabuk, dirinya melihat perempuan, kemudian dia perkosa. Setelah itu, si ahli ibadah tersadar dan khawatir, ketika perempuan yang diperkosanya bangun tersadar, akan melaporkannya ke pihak yang berwajib lalu dirinya akan mendapat hukuman. Tanpa pikir panjang, “Akhirnya perempuan itu ia bunuh,” kisah Kiai Zuhri.

Dari kisah di atas dapat kita ambil kesimpulan, semangat beribadah saja tidak cukup tanpa dibarengi ilmu. Tapi jika semangat ibadah dibarengi ilmu, Insya Allah tidak mudah terjerumus pada muslihat setan.

Hal ini dapat dilihat dari kisah Syekh Abdul Qodir Jailani, bagaimana beliau sebagai ahli ibadah ditopang keahlian ilmunya. Ketika beliau sedang bermunajat kepada Allah di waktu malam hari, tiba-tiba muncul sinar disertai suara bisikan. “Wahai Abdul Qodir, aku bolehkan kamu berbuat barang-barang yang haram.”

Namun karena beliau memilki ilmu, bisikan itu tak dihiraukan, bahkan beliau mengusirnya. “Enyahlah kamu wahai setan terkutuk!”. Ketika ada yang bertanya bagaimama beliau bisa megetahuinya, beliau menjawab “Saya tahu bahwa itu setan dari ucapannya. Tuhan tidak akan menyuruh pada hal yang keji.”

Penulis: Wandi Abdullah
Editor: Dadie W. Prasetyoadi

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »