Oleh: A’isy Hanif Firdaus
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa dimana setiap perbuatan baik akan bernilai pahala dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Karena, pada bulan inilah setiap Muslim berusaha untuk terus menempa diri menjadi insan yang terbaik melalui ibadah puasa dan amalan-amalam Ramadhan lainnya. Sifat insan terbaik tidak lain ialah takwa kepada Allah SWT dan sebagaimana tujuan utamanya yakni berpuasa. Allah SWT Berfirman:
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Artinya:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS al-Baqarah: 186).
Pelajaran yang bisa kita dapatkan pada bulan Ramadhan yakni tumbuhnya rasa solidaritas serta empati terhadap sesama. Empati yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain seperti halnya lapar dan dahaga. Empati kepada saudara-saudara kita misalnya yang hidup masih dalam kekurangan atau yang sedang ditimpa musibah. Dari sikap empati sendiri akan melahirkan sikap kedermawanan dan kesetiakawanan serta akan tumbuh semangat gotong royong, yang kuat membantu yang lemah, yang kaya menyantuni yang miskin. Sebagaimana Hadits Rasululloh SAW bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم- « مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله ُعَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله ُفِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ … صحيح مسلم – (8 / 71)
“Barang siapa yang meringankan kesulitan seorang mukmin dari kesulitanya di dunia, maka Allah SWT akan menghilangkan kesulitanya di hari kiamat. Barang siapa yang memudahkan orang yang mengalami kesulitan, Allah SWT akan memudahkanya di dunia dan akhirat. Barang siapa yang melindungi orang Islam Allah akan melindunginya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hambanya, selama hamba tersebut menolong saudaranya…”
Setiap muslim pada bulan ramadhan dilatih melalui puasa agar menjadi insan kamil yang mampu merasakan pedih kesengsaraan serta derita terhadap sesamanya dan melahirkan sikap ta’awun yang berarti semangat saling tolong menolong dan bekerja sama dengan tujuan baik dengan orang lain dengan didasari sikap tulus dan ikhlas.
Jika kita diberikan rezeki lebih maka kita dianjurkan untuk berbagi kepada tetangga atau saudara-saudara kita yang membutuhkan. Jika kita berilmu, maka paling tidak membantu untuk mencerdaskan orang lain dengan ilmunya yang dimilikinya. Jika memiliki kekuasaan yang dapat dimanfaatkan untuk menyejahterakan kebutuhan orang banyak. Apabila kita diberikan kecukupan oleh Allah SWT dalam hal apa saja maka segeralah terketuk untuk mau menolong siapa saja yang sedang membutuhkan.
Sehingga puasa ramadhan benar-benar menjadi madrasah pembentukan diri untuk terus menempa diri lebih baik. Sehingga ibadah puasa yang lita kerjakan akan dapat menumbuhkan semangat untuk solidaritas sosial guna tercipta kehidupan sosial bermoral, demokratis, harmoni, kebersamaan, toleransi, dan saling menjunjung tinggi martabat kemanusiaan tanpa adanya diskriminasi dan penuh dengan nilai-nilai religiusitas yang cukup tinggi.
Memberikan makanan buka puasa kepada orang lain juga amat sangat bernilai pahala,
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحِيمِ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Abdurrahim dari Abdul Malik bin Abu Sulaiman dari ‘Atha` dari Zaid bin Khalid Al Juhani berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” Abu ‘Isa berkata; “Ini merupakan hadits hasan shahih.” (Hadits Jami’ At-Tirmidzi No. 735 – Kitab Puasa).
Semoga dari beberapa contoh nilai-nilai kebaikan diatas menjadikan iman kita serta semangat berpuasa kita akan bertambah nya perilaku yang baik, sholeh baik secara ucapan ataupun perbuatan hingga pada akhirnya tercipta sebuah tatanan kehidupan yang penuh dengan keberkahan di dunia dan akhirat.
Aaamiin Ya Robbal Alamin
(Penulis adalah pengurus Lembaga Ta’lif Wan Nasyr PCNU Brebes Jawa Tengah)