Tulis Antologi Cerpen, Siswi MTs Gerakkan Literasi Santri dari Pesantren Tertua di Bali 

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM |

Oleh: Dr. Rohil Zilfa, M.Pd.

Relasi literasi dan pesantren seperti halnya dua gambar mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Karya-karya ulama menjadi bukti otentik relasi pesantren dan literasi. Bahkan menurut Prof. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D dalam tulisannya menuangkan bahwa gerakan awal literasi pesantren sudah dimulai sejak dikirimkannya generasi para Gus ke timur tengah setelah kegagalan Perang Diponegoro (1825-1830) dan Perang Paderi (1821-1837). Dari mereka itu banyak yang kemudian menjadi penulis internasional.

Salah satunya adalah Syekh Ahmad Dahlan al-Pacitan (1862-1911 M) yang tidak lain adalah ayah dari muassis pondok pesantren tertua di Bali, KH. Ahmad Al-Hadi bin Ahmad Dahlan yang juga memiliki karya-karya intelektual baik berupa sya’ir agama, sosial dan juga sya’ir tajwid yang terus dilestarikan di lingkungan Pesantren dan masyarakat sekitar yang berada di pulau Dewata. Hal itu menunjukkan bahwa kompetensi literasi Ulama pesantren sudah tidak diragukan lagi bahkan menjadi role model bagi santri saat ini.

Salah satu gerakan literasi yang mulai diinisiasi oleh pesantren tertua di Bali adalah penulisan karya antologi cerpen santri. Gerakan yang dimulai sejak tahun 2021 ini sudah diterbitkan di beberapa penerbit ber-ISBN. Ini adalah salah satu upaya pengembangan literasi membaca dan menulis santri di tengah gempuran gadget. Karena jika tidak diarahkan, generasi muda dengan kondisi psikologis yang masih labil sangat mudah terjerumus dalam penyalahgunaan teknologi saat ini.

Diantara antologi cerpen yang telah diterbitkan oleh beberapa siswi MTs santri pondok pesantren Manba’ul ‘Ulum Jembrana Bali itu adalah Surat Untuk Ayah (Omera Pustaka), Wonder Woman (Kalana Publishing), A Briliant Teacher (Kalana Publishing) dan Kulacino (Kalana Publishing) . Karya-karya santri yang telah diterbitkan itu diharapkan mampu menjadi motivasi serta pengalaman belajar (Learning experience) bagi santri yang memiliki passion di bidang penulisan. Karena tulisan menjadi salah satu bagian dari sebuah peradaban.

Dengan diinisiasinya latihan penulisan dan penerbitan karya-karya santri pondok pesantren Manba’ul ‘Ulum, diharapkan dapat mensyi’arkan nilai-nilai keislaman yang menjadi pondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kehidupan yang damai, serta menjadi jembatan untuk saling sharing ilmu kepenulisan dengan siapapun tanpa pandang agama.

Dengan menulis, santri dapat menjadi agent of change melalui goresan pena yang dapat dibaca oleh khalayak umum serta dapat menginspirasi generasi milenial untuk berkarya sejak dini. Mengingat para penulis ini adalah santri yang sedang belajar di Mts. Manba’ul ‘Ulum Jembrana Bali yang merupakan lembaga pondok tersebut.

Hal ini menujukkan bahwa literasi seharusnya digalakkan sejak dini, terutama di kalangan santri yang diharapkan menjadi generasi yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan, tetapi juga akhlaqul karimah yang nantinya mampu menjadi leader di tengah masyarakat yang plural.

(Penulis adalah Kaprodi PAI STIT Jembrana, Bali)

diunggah oleh:

Picture of Dadie W Prasetyoadi

Dadie W Prasetyoadi

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »