Wednesday 01st May 2024,

Halaqah Fikih Peradaban di Bali, Angkat Tema “Fikih Siyasah dan Keharmonisan Toleransi”

Halaqah Fikih Peradaban di Bali, Angkat Tema “Fikih Siyasah dan Keharmonisan Toleransi”
Share it

ASWAJADEWATA.COM | JEMBRANA

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama untuk kesekian kalinya menggelar Halaqah Fikih Peradaban. Kali ini digelar di Pondok Pesantren Thariqul Mahdfudz Sumbersari Melaya Jembrana Bali, (12/10)

Tema yang diangkat adalah “Fikih Siyasah dan Keharmonisan Toleransi” dengan empat sub tema, yaitu; 1. Relasi Toleransi Muslim dan Non Muslim di Bali, 2. Hubungan Antara Syariah, Konstitusi dan Hukum Adat di Bali, 3. Konteks Sosial Politik Lahirnya Fikih Siyasah dan, 4. Fikih Siyasah dalam Kebhinekaan NKRI.

Hadir sebagai pemateri dalam Halaqah ini adalah KH. Mahbub Ma’afi Ramdhan, S.H dari PBNU, KH. Aniq Nawawi, Lc., MA dari PBNU, Dr. Muhammad Fawaid, M.Pd.I dari PWNU Bali dan Muhammad Taufiq Maulana, S.Sy., M.H, dari Aswaja Dewata.

(Foto: dok)

Peserta Halaqah sangat terbatas, yaitu 50 peserta dari kalangan pengurus NU Jembrana, tokoh agama, asatidz pesantren dan alumni-alumni pesantren.

(Foto: dok)

Tujuan utama dari Halaqah Fikih Peradaban, sebagaimana yang disampaikan KH. Yahya Cholil Staquf dalam sambutan video yang ditayangkan panitia, yaitu proses diskusi yang dilakukan oleh pengurus NU dan para kiai-kiai NU dengan membuka kitab kuningnya.

“Di dalam halaqah ini yang paling penting bukan hasilnya, tetapi prosesnya. Prosesnya itu apa? Ngajak kiai-kiai diskusi, agar kiai-kiai membuka kembali kitab, kitabnya didialogkan dengan realita-realita terkini, memiliki pemahaman terhadap fenomena-fenomena yang sedang dan akan terjadi, dll. Hasilnya seperti apa, kita akan lihat,” ucapnya.

(Foto: dok)

Begitu juga yang disampaikan KH. Mahbub Ma’afi, bahwa urgensi dari Halaqah Fikih Peradaban agar para pengurus NU, Rais Syuriyah dan Kiai-kiai lainnya membuka Kembali kitab-kitabnya dan melakukan diskusi.

Ketua Panitia Halaqah, Ahmad Wildan dalam laporannya mengatakan, “Jangankan PBNU, PCNU kemaren melaksanakan kegiatan di pesantren ini. Kami sangat begitu bangga apalagi saat ini Halaqah Fikih Peradaban dilaksanakan langsung oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Jadi kami diajak untuk berkontribusi oleh PBNU”.

“Jadi ini merupakan suatu kebanggaan dan rasa syukur bagi keluarga besar Pondok Pesantren Thariqul Mahfudz,” tandasnya.

Penulis: Khalilur Rahman | Editor: Dadie W. Prasetyoadi

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »